Optimistis di 2025, Paradise Indonesia (INPP) Andalkan Komposisi Pendapatan dan Prinsip 4M

Dengan strategi yang dijalankan, Paradise Indonesia (INPP) berharap angka pendapatan di 2025 bisa lebih baik dari 2024, yakni tumbuh 10% - 20%.

Diana Solaiman, Chief Corporate Services Officer INPP (kanan) dan Ami Hatta, Chief Corporate Communication INPP saat konferensi pers, Jumat, 20 Desember 2024. (Foto: Realestat.id)
Diana Solaiman, Chief Corporate Services Officer INPP (kanan) dan Ami Hatta, Chief Corporate Communication INPP saat konferensi pers, Jumat, 20 Desember 2024. (Foto: Realestat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Pengembang properti PT Indonesian Paradise Property, Tbk (Paradise Indonesia/INPP) berhasil mencetak revenue sebesar Rp878 miliar di akhir Kuartal III 2024, atau naik 121% secara tahunan (YoY).

Diana Solaiman, Chief Corporate Services Officer Paradise Indonesia mengungkapkan, di periode yang sama, pendapatan bersih (net income) Perseroan mencapai Rp342 miliar.

"Angka ini sesuai dengan target yang kami tetapkan. Kami berharap, bisa menutup tahun 2024 dengan capaian lebih tinggi 10% hingga 20% dari pencapaian di kuartal ketiga 2024," katanya saat konferensi pers, Jumat (20/12/2024).

Baca Juga: Kinerja Paradise Indonesia Diprediksi Moncer di Akhir Tahun, Ini Dia Sebabnya!

Diana Solaiman mengatakan, pada Juni 2025, Paradise Indonesia akan memulai serah terima unit Antasari Place dan soft opening mal di kawasan apartemen tersebut.

Anchor tenant di mal Antasari place akan memulai fit out di awal 2025, sementara untuk tenant-tenant kecil mulai fit out setelah Lebaran.

"Untuk tower kedua Antasari Place, saat ini masih dalam proses desain. Desain tower kedua harus lebih baik dari pada tower pertama yang kebetulan mulai kami pegang setelah proses konstruksi berjalan," tuturnya.

Di Juni 2025, Paradise Indonesia juga akan mulai mengoperasikan 23 Paskal Extension Bandung. Dengan demikian diharapkan angka pendapatan di 2025 bisa jauh lebih baik dari 2024, yakni tumbuh 10% – 20%.

Baca Juga: Ditopang Pendapatan Berulang, Kinerja Paradise Indonesia (INPP) Apik di Kuartal III 2024

Di akhir 2024, INPP juga mengumumkan penerbitan obligasi senilai Rp500 miliar untuk refinancing utang Perseroan serta penyertaan modal pada Perusahaan Anak.

"Kami menerbitkan dua seri obligasi yakni seri A dengan kisaran kupon sebesar 6,75% - 7,25% dengan tenor obligasi 3 tahun, dan seri B dengan kisaran kupon sebesar 6,95% - 7,50% dengan tenor 5 tahun," terang Diana.

Adapun untuk indikasi tanggal efektif obligasi adalah pada tanggal 24 Desember 2024 dan Indikasi masa Penawaran Umum akan berlangsung pada 30 Desember 2024 – 3 Januari 2025.

Sementara itu, pembayaran dari investor kepada Joint Lead Underwriters (JLU) pada 7 Januari 2025 dan obligasi ini akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada 8 Januari 2025.

"Sesuai indikasi jadwal, pembayaran bunga perdana dari kedua seri obligasi ini akan dilakukan mulai 8 April 2025," katanya.

Baca Juga: Paradise Indonesia (INPP) Terbitkan Obligasi Rp500 Miliar, Siap Ekspansi Tahun Depan

Ke depan, Paradise Indonesia berencana memperluas portofolio investasi dengan melanjutkan pengembangan 23Semarang, mal komersial di kompleks hunian baru Pearl of Java (POJ) yang ditargetkan rampung di 2026.

"Selain itu, kami juga akan mengembangkan land bank kami di Balikpapan yang saat ini sedang dalam proses desain dan perizinan," kata Diana Solaiman. "Selain Balikpapan, kami memiliki land bank sekitar 4 hektare di Sentul dan Makassar."

Menyoal daya beli masyarakat yang cenderung menurun dan kondisi ekonomi bakal yang terdampak kenaikan PPN, Diana menjelaskan, dalam mengembangkan proyek, INPP mengedepankan prinsip 4M (mixed-use development, mid scale, middle-up, dan major cities).

"Dengan strategi ini, terutama fokus pada middle-up, kami berharap proyek yang dikembangkan tidak akan banyak terpengaruh gonjang-ganjing ekonomi seperti saat ini," terangnya.

Baca Juga: Menikmati Car Free Day di Hotel Harris Suites fX Sudirman

Paradise Indonesia merupakan satu dari sedikit pengembang properti yang kinerjanya ditopang pendapatan berulang (recurring income) yang besar.

Hingga Kuartal III 2024, pendapatan berulang INPP mencapai 90%, di mana 48% diperoleh dari perhotelan dan 42% dari komersial. Sementara income dari penjualan properti hanya 10%.

"Komposisi ini sudah cukup ideal dan akan tetap dipertahankan ke depan. Kami berharap penjualan properti bisa lebih tinggi dari saat ini, tetapi tidak untuk menggantikan recurring income," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Midea Shop In Shop Pertama di Lampung (Foto: Dok. Midea Electronics Indonesia)
Midea Shop In Shop Pertama di Lampung (Foto: Dok. Midea Electronics Indonesia)
Rahmat Ananda Margiyanto (Staff CSR Education & Literacy Sinar Mas Land), Teguh Azmi Pamungkas (Assistance Vice President Corporate Social Responbility Sinar Mas Land), Trapsilo Hari Wibowo (Assistance Manager CSR Education & Literacy Sinar Mas Land) dalam seremonial pemberian penghargaan Bronze pada ajang Indonesia Corporate Sustainability (ICS) Award 2024 pada kategori Best Practice in Education.
Rahmat Ananda Margiyanto (Staff CSR Education & Literacy Sinar Mas Land), Teguh Azmi Pamungkas (Assistance Vice President Corporate Social Responbility Sinar Mas Land), Trapsilo Hari Wibowo (Assistance Manager CSR Education & Literacy Sinar Mas Land) dalam seremonial pemberian penghargaan Bronze pada ajang Indonesia Corporate Sustainability (ICS) Award 2024 pada kategori Best Practice in Education.
Sinar Mas Land Renovasi Rumah Sekitar BSD City Tangerang. (Foto: Istimewa)
Sinar Mas Land Renovasi Rumah Sekitar BSD City Tangerang. (Foto: Istimewa)