RealEstat.id (Bekasi) – Bertempat di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Cikarang, Real Estat Indonesia (REI) Komisariat Bekasi menggelar Halal Bihalal, Kamis (24/4/2025).
Acara silaturahmi para anggota REI Komisariat Bekasi ini, turut dihadiri oleh mitra perbankan, Ketua IPPAT (Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah) serta seluruh Notaris se-Kabupaten dan Kota Bekasi.
Perhelatan tahunan ini tak sekadar ajang temu kangen, namun juga momentum penting untuk memperkuat sinergi di antara para pelaku industri properti yang tengah menghadapi tantangan, terutama menurunnya daya beli masyarakat dan kendala teknis seperti birokrasi perizinan, dan lainnya.
Dengan mengangkat tema “Membangun Kreativitas dalam Kebersamaan”, para pengurus, mitra perbankan, dan pengembang properti sepakat kolaborasi antar-lini serta inovasi dalam strategi bisnis adalah fondasi untuk bertahan dan tumbuh, bahkan di tengah ketidakpastian pasar.
Baca Juga: Pinhome Ungkap 3 Tren Pasar Properti Residensial di 2025, Seperti Apa?
Ketua REI Komisariat Bekasi, H. Curahman, menyoroti kondisi pasar yang tidak mudah dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengakui bahwa daya beli masyarakat di sektor properti mengalami penurunan signifikan, namun tetap melihat potensi besar di wilayah Bekasi yang dikenal sebagai salah satu sentra industri utama di Indonesia.
“Seturun-turunnya daya beli, Bekasi masih menjanjikan, terutama untuk segmen rumah subsidi FLPP. Selama lokasi dan kualitas proyek dikelola dengan baik, pasar tetap menyerap,” tuturnya optimistis.
Curahman menambahkan, rumah komersial dengan harga di atas Rp500 juta memang sedang ‘berat’, namun pasar menengah di kisaran Rp200 juta – Rp300 juta masih aktif dan layak digarap.
Strategi seperti memperkecil luasan bangunan tanpa mengorbankan kualitas, serta melakukan pendekatan pemasaran yang lebih agresif, diyakini dapat mendorong daya serap pasar.
Curahman juga menekankan pentingnya kreativitas para pengembang, tidak hanya dalam desain produk, tetapi juga dalam proses promosi.
Baca Juga: Aturan Baru Penghasilan MBR Penerima Manfaat Rumah Subsidi Lewat KPR FLPP
“Marketing harus ditingkatkan. Jangan konvensional. Digital marketing dan promo-promo kreatif bisa jadi senjata utama saat ini,” tegasnya.
Ia menyebutkan bahwa anggota REI Bekasi yang aktif saat ini berjumlah 78 perusahaan, namun bisa dibilang jumlah proyeknya lebih banyak karena satu keanggotaan seringkali memiliki lebih dari satu proyek dan perusahaan.
Hal senada juga disampaikan oleh Agus Triyono, Ketua Panitia Halal Bihalal REI Komisatriat Bekasi, yang sekaligus merupakan salah satu pengembang aktif di Bekasi.
Ia juga menggarisbawahi bahwa tema "Membangun Kreativitas dalam Kebersamaan" dipilih karena sangat relevan dengan kondisi saat ini.
“Kalau kita pasif dan hanya fokus pada kesulitan pasar, ya kita tenggelam dalam keadaan. Kita harus terus cari cara baru, baik dari sisi desain, pemasaran, hingga pendekatan ke pasar yang kini juga semakin variatif, termasuk kalangan investor atau pembeli muda,” tuturnya.
Baca Juga: BP Tapera: Kualitas Rumah Subsidi Tingkatkan Angka Keterhunian
Ditambahkan Curahman, REI Komisariat Bekasi rutin mengadakan beberapa kegiatan dalam setiap tahunnya, diantaranya seperti Halal Bihalal dan turnamen golf.
Menurutnya, kegiatan tersebut tidak hanya penting sebagai forum silaturahmi, tetapi juga untuk membangun komunikasi aktif antarpengembang.
“Kalau kita sering ketemu, sering ngobrol, itu banyak insight yang bisa diambil. Kita bisa saling menginspirasi,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPD REI Jawa Barat, Norman Nurdjaman, yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa Bekasi adalah 'backbone' penjualan REI di seluruh Jawa Barat.
Menurutnya, meskipun kondisi pasar sedang berat, kontribusi Bekasi tetap signifikan dalam menjaga stabilitas sektor properti di wilayah Jabar.
Baca Juga: Temui Bos Lippo, Menteri PKP: Masalah Meikarta Harus Selesai Juli 2025
“Komisariat Bekasi ini jadi barometer REI Jabar. Penjualannya terbesar. Bahkan potensi pertumbuhannya juga terus meningkat, bahkan mencapai 12%, sebagaimana disampaikan pihak BTN tadi,” ucap Norman.
Namun demikian, ia tak menutup mata terhadap tantangan yang menghambat pergerakan para pengembang. Salah satu momok utama yang disebutkan adalah perizinan, yang dalam banyak kasus bisa memakan waktu hingga 11 bulan.
“Kalau developer sebagian besar didanai bank, maka selama 11 bulan itu mereka hanya bayar bunga tanpa bisa menjual. Sementara harga material terus naik. Ini jadi tekanan luar biasa,” katanya.
Ia mengusulkan agar pemerintah daerah dapat mengambil peran dalam pengurusan dokumen lingkungan seperti AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan), secara kolektif agar waktu dan biaya bisa dipangkas. Idealnya, kata Norman, proses perizinan tidak lebih dari tiga bulan.
Baca Juga: Pembebasan BPHTB dan PBG Rumah MBR Belum Berjalan Baik, Pemerintah Lakukan Ini
Dukungan terhadap sektor properti Bekasi juga datang dari perbankan. Benjamin Sihombing, Kepala Kanwil I Bank BTN, menuturkan bahwa BTN terus mendorong pembiayaan sektor properti di wilayah Jawa Barat, terutama Bekasi yang disebutnya menyumbang hampir 50% dari target nasional BTN untuk wilayah ini.
“Tahun ini kami targetkan 60 ribu hingga 70 ribu unit atau naik 20% dari tahun lalu. Dan Bekasi Raya—yang mencakup Bekasi, Kabupaten Bekasi, hingga Karawang—bisa menopang setengahnya,” jelas Benjamin Sihombing.
Ia menilai bahwa kombinasi antara kawasan industri yang luas dan jumlah tenaga kerja yang tinggi menjadikan Bekasi sebagai kawasan dengan potensi properti yang sangat menjanjikan.
BTN, menurutnya, juga siap mendukung para pengembang melalui berbagai skema kemitraan, mulai dari penyediaan modal kerja, payroll untuk karyawan pengembang, hingga program pendampingan dan sosialisasi.
Baca Juga: Menteri PKP Ungkap Dugaan Kecurangan Dalam Pembangunan Rumah Eks Pejuang Timor Timur
Dia pun mengajak seluruh anggota REI untuk terus bergerak aktif agar tidak ada kesenjangan pertumbuhan antara satu pengembang dengan lainnya.
“Semua harus tumbuh bersama. Kebersamaan ini penting karena di situlah kekuatan kolektif kita muncul,” tutup Benjamin.
Adapun acara Halal Bihalal yang berlangsung dengan suasana akrab ini juga menghadirkan motivator untuk membangkitkan semangat para pengembang agar tetap kreatif dan optimis.
Dengan kehadiran para tokoh kunci dari organisasi, mitra perbankan, dan puluhan anggota aktif, acara ini menjadi simbol bahwa meskipun tantangan terus menghadang, REI Bekasi tetap solid dan siap melangkah maju bersama.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News