RealEstat.id (Jakarta) – PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengumumkan, Berdasarkan Laporan Keuangan yang berakhir 30 Juni 2022 (unaudited), PT PP berhasil meraih Pendapatan Usaha Tahun Berjalan sebesar Rp9,023 triliun, atau tumbuh 39,74% secara tahunan (year on year/yoy) dibanding pencapaian tahun 2021, yaitu Rp6,457 triliun.
"Sementara itu, Laba Bersih Tahun Berjalan PT PP mencapai Rp112 miliar. Laba PT PP ini mengalami pertumbuhan 1,82% secara tahunan (year on year/yoy)," tutur Novel Arsyad Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk dalam kegiatan Public Expose (Pubex) yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (15/9/2022).
Baca Juga: Bukukan Rp1,471 Triliun, Laba Bersih Bank BTN Melonjak 59,87% di Semester I 2022
Di sisi lain, kontribusi pertumbuhan Pendapatan Usaha perusahaan konstruksi dan investasi pelat merah Tanah Air tersebut berasal dari Induk Usaha sebesar 55%, sedangkan sisanya sebesar 45%, berasal dari Anak Usaha (PP Presisi sebesar 17%, PP Semarang Demak sebesar 10%, PP Properti sebesar 10%, PP Urban sebesar 3%, dan lainnya sebesar 4%).
Pertumbuhan pendapatan yang signifikan juga meningkatkan kualitas nilai Interest Coverage Ratio (ICR) menjadi 3,46 kali (yoy) dibandingkan periode yang sama sebesar 2,71 kali. Selain itu, PT PP juga mencatatkan adanya peningkatan nilai gross margin sebesar 13,61% yang capaiannya membaik dari periode yang sama di tahun 2021 sebesar 12,36%.
“Sampai akhir Agustus 2022, PT PP berhasil membukukan kontrak baru sebesar Rp15,78 triliun. Pencapaian kontrak baru tersebut terdiri dari kontrak baru Induk Perusahaan sebesar 72% dan Anak Perusahaan sebesar 28%,” imbuh Novel Arsyad.
Baca Juga: Gelar RUPST, PT PP Setujui Perubahan Dewan Komisaris dan Direksi
Beberapa proyek yang berhasil diraih oleh PTPP sampai dengan Agustus 2022, antara lain: pembangunan proyek Terminal Kalibaru Tahap 1B Pelabuhan Tanjung Priok sebesar Rp3,83 triliun, proyek pekerjaan Pipeline Semarang-Batang (Rp1,06 triliun), proyek pembangunan Pertamedika Sanur Bali (Rp621 miliar), RS Dharmais (Rp427 miliar), WUR Pertamina Hulu Rokan (Rp421 miliar), pekerjaan pembangunan Simpang Susun Jalan Tol Serang-Panimbang (Rp341 miliar), proyek Landmark BSI Aceh (Rp296 miliar), pekerjaan interior gedung Kejaksaan Agung RI (Rp286 miliar), pekerjan pembangunan Gardu Induk & Underline Freeport (Rp255 miliar), proyek Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta (Rp207 miliar), Anak Usaha (Rp4,04 triliun), dan sebagainya.
Sampai Agustus 2022, kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru PT PP dengan kontribusi sebesar 65%, disusul oleh Pemerintah (30%) dan Swasta (5%) dari total perolehan kontrak baru. Sedangkan, perolehan kontrak baru berdasarkan lini bisnis, yaitu: Konstruksi sebesar 64% (jalan dan jembatan sebesar 24%, Gedung sebesar 27%), EPC sebesar 8%, dan Anak Perusahaan sebesar 28%.