RealEstat.id (Jakarta) - Sektor properti dan perbankan merupakan dua sektor yang tak terpisahkan—seperti dua sisi mata uang. Kedua industri ini juga diyakini bakal menjadi andalan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19. Di sinilah Bank BTN berperan, karena mempunyai track record panjang dalam mengucurkan pembiayaan perumahan rakyat.
Pentingnya kontribusi sektor properti dalam pertumbuhan ekonomi nasional pun diakui Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam sambutannya pada Rakernas Real Estat Indonesia (REI) akhir tahun lalu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa properti merupakan sektor yang strategis, karena aktivitas pembangunan perumahan berkontribusi 13,6% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2020.
“Kebangkitan industri properti ini sangat penting, karena memiliki rantai pasok yang tinggi, ke industri turunannya,” jelasnya.
Baca Juga: Ekspansi Bank BTN Dukung Suksesnya Program Sejuta Rumah
Sektor properti berkaitan dengan 174 industri turunan lain, misalnya material bangunan seperti batu, semen, cat, dan lantai—yang sangat tinggi konten lokalnya. Hal tersebut mengindikasikan pemulihan dan kebangkitan industri properti akan membuka kembali kesempatan kerja dari berbagai sektor.
“Industri rantai pasok akan berkembang, sehingga membantu akselerasi pemulihan ekonomi nasional,” beber Jokowi.
Karena pentingnya sektor properti bagi pemulihan ekonomi nasional tidak heran jika pemerintah memberikan beberapa stimulus, seperti kebijakan PPN 10% ditanggung pemerintah. Kebijakan ini telah memberikan dampak pergerakan pasar untuk segmen masyarakat berpenghasilan menengah ke atas dan terjadi pertumbuhan penjualan secara signifikan untuk rumah seharga Rp500 juta ke atas.
Baca Juga: Bank BTN Tawarkan Produk KPR Menarik Bagi Generasi Milenial
Sementara itu, pengamat properti Aleviery Akbar mengatakan, stimulus yang diberikan pemerintah akan mendongkrak pertumbuhan penjualan properti. Selain kebijakan PPN 10%, kebijakan uang muka (down payment/DP) 0% juga turut mendurong penjualan properti.
Oleh karena itu, dirinya berharap, pemerintah bisa terus memberikan relaksasi kebijakan, sehingga sektor properti dapat tumbuh lebih lagi dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Insentif pemerintah atas PPN, BPHTB, LTV jika terus berlanjut di tahun 2022 maka penjualan rumah tapak akan terus tumbuh karena kebutuhan primer masyarakat dengan harga dibawah Rp2 miliar. Properti untuk kelas rumah mewah secondary masih terus semarak diperjual belikan selama masa pandemi," ujar Aleviery Akbar.