RealEstat.id (Jakarta) - PT Matahari Department Store Tbk (kode saham: LPPF) melaporkan penjualan kotor sebesar Rp7,5 triliun untuk periode yang berakhir 30 September 2021. Angka ini lebih tinggi 28% dibanding pada periode yang sama di 2020.
Sementara itu, pendapatan bersih PT Matahari Department Store Tbk menyentuh angka Rp4,1 triliun, atau naik 23% dibanding capaian di 2020. Demikian nukilan keterangan pers dari Laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia.
Platform ritel dengan 137 gerai di 76 kota di seluruh Indonesia ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp439 miliar di year to date (YTD) September 2021. Bandingkan dengan kerugian bersih yang terjadi pada periode yang sama tahun 2020 sebesar sebesar Rp617 miliar.
Baca Juga: Sektor Ritel Jakarta Diprediksi Normal di 2023, Apa Indikatornya?
"Laba bersih ini ditorehkan perseroan bahkan saat diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sejak awal Juli 2021—yang menyebabkan gerai Matahari Department Store harus ditutup selama dua bulan," demikian isi keterangan pers tersebut.
Akibat PPKM Darurat, Matahari Department Store harus menutup sementara 117 gerainya, sementara sebanyak 31 gerai tetap dibuka dengan beberapa pembatasan, seperti kapasitas maksimum di mal, pembatasan jam operasional, dan lain-lain.
PPKM masih berlanjut di bulan Agustus, namun dengan beberapa perkembangan positif di setiap pekannya. Pemerintah mulai mengizinkan mal buka dan makan di tempat dengan batasan waktu. Sejak September, anak-anak di bawah usia 12 tahun diizinkan memasuki mal, pembatasan jam operasional dan kapasitas kegiatan makan/minum di tempat umum mulai dilonggarkan, di mana semuanya mengarah pada kunjungan mal yang semakin tinggi.
Baca Juga: Ritel Bodetabek: Pasokan dan Harga Sewa Stagnan
Pada awal September, Matahari Department Store membuka 100% gerainya dan terus mengalami pemulihan positif dari pekan ke pekan. Hal ini berlanjut pada bulan Oktober dengan pemulihan mencapai lebih dari 70% dibandingkan dengan 2019.
Untuk membantu pemegang saham memperoleh visibilitas yang lebih baik atas pendapatan, manajemen memberikan panduan pandangan: pertama, Matahari Department Store akan membuka dua gerai baru pada bulan Desember (di Cianjur, Jawa Barat dan Batam, Kepulauan Riau), dan menargetkan untuk membuka sepuluh gerai baru lagi pada tahun 2022.
Kedua, inisiatif baru barang dagangan membuahkan hasil, dengan peningkatan kecepatan penjualan, produktivitas, dan marjin kotor. Ketiga, Matahari ditargetkan menghasilkan EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp1 triliun untuk 2021 dengan kas bersih positif, dan pinjaman bank nihil. Sementara di 2022, Perseroan memproyeksikan EBITDA sebesar Rp1,8 triliun.
Baca Juga: Strategi Penjualan Omni Channel Perlu Dimanfaatkan di Sektor Properti Ritel
Dewan Komisaris PT Matahari Department Store merevisi kebijakan dividen, dengan menetapkan rasio pembayaran adalah 50% atau lebih dari laba bersih untuk dibagikan dalam bentuk dividen interim (bersamaan dengan pengumuman hasil Kuartal III) dan dividen final.
Dengan visibilitas pemulihan yang lebih jelas serta neraca dan arus kas yang kuat, Perseroan berencana untuk membagikan dividen interim sebesar Rp100 per saham pada 2 Desember 2021, dan mengusulkan dividen final dengan jumlah yang sama. Ke depan, Manajemen merekomendasikan jumlah yang sama untuk dividen interim dan final.