Masyarakat Terdampak Gempa Cianjur Direlokasi ke Rumah Khusus

Rumah khusus bagi korban gempa Cianjur dibangun di dua lokasi, yakni Perumahan Vila Mande Lestari dan Perumahan Bumi Sirnagalih Damai.

Foto: Dok. Kementerian PUPR
Foto: Dok. Kementerian PUPR

RealEstat.id (Cianjur) – Masyarakat terdampak bencana gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat direlokasi dari zona merah ke rumah khusus (Rusus) yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

Rumah khusus bagi korban gempa Cianjur dibangun di dua lokasi, yakni Perumahan Vila Mande Lestari dan Perumahan Bumi Sirnagalih Damai. Rusus ini dibangun dengan kualitas baik dan fasilitas umum lengkap, sehingga para penghuni dapat tinggal dengan nyaman bersama keluarga.  

Salah seorang warga yang menghuni Perumahan Vila Mande Lestari, Bambang Bayu Saketi (60 tahun) menyatakan, dia bersama keluarga kini merasa tenang karena sudah dapat menempati rumah khusus yang dibangun oleh Kementerian PUPR.

Baca Juga: Pembangunan Huntap Cianjur Tahap II Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Menurutnya, rumah yang dibangun di belakang Kantor Kecamatan Mande tersebut memiliki kualitas yang bagus dan fasilitas yang lengkap.

“Alhamdulillah kami bisa pindah ke rumah ini. Rumahnya lebih bagus daripada rumah kami yang dulu dan fasilitasnya juga lengkap ada masjid, balai warga dan jalan lingkungan yang rapi sehingga kami bisa tinggal dengan nyaman,” kata Bambang saat ditemui, Selasa (10/10/2023).

Bambang mengaku, sebelumnya dirinya sempat tinggal di hunian sementara di Kecamatan Cuganeng yang menjadi lokasi patahan gempa bumi sehingga menyebabkan rumahnya hancur dan tidak bisa dihuni kembali.

Setelah mendapatkan arahan serta sosialisasi dari pemerintah daerah dan BNPB bahwa wilayah Cugenang menjadi zona merah maka dirinya bersama tetangga lainnya pindah untuk direlokasi ke tempat yang aman.

Baca Juga: Bangun Rumah Tahan Gempa di Cianjur, 208 Insinyur Muda Dikerahkan

“Setelah didata oleh Pemerintah Kabupaten Cianjur dan menunggu beberapa bulan untuk penyelesaian pembangunan rumah akhirnya kami sekarang bisa pindah ke sini. Kalau Perumahan Vila Mande Lestari ini kan tahap 2, tapi kalau tempat relokasi tahap pertama di Cilaku sudah selesai,” terangnya.

Hal senada juga disampaikan warga yang direlokasi ke Perumahan Bumi Sirnagalih Damai di Kecamatan Cilaku, Ahmad Dedi Mustofa. Pria berusia 57 tahun itu kini pindah ke perumahan tersebut dan bisa menikmati kehidupan normal seperti biasa dan bekerja sebagai petani untuk mendapatkan penghasilan.

“Terus terang kami lebih nyaman direlokasi ke Perumahan BSD ini karena lokasinya juga cukup ramai dan tidak jauh dari pusat kota. Di sekitar perumahan ini juga banyak fasilitas pendidikan sehingga anak-anak bisa pindah sekolah ke tempat baru," tandasnya. 

Warga lainnya, Doni menambahkan, kehidupan sosial dan perekonomian warga di Perumahan BSD tersebut juga mulai menggeliat. Banyak warga yang membuka warung kelontong dan usaha lainnya untuk menambah penghasilan sehari-hari.

Baca Juga: Tahan Gempa, Kementerian PUPR Bangun 151 Huntap Tahap II di Cianjur

"Saya membuka warung makanan ringan dan air dalam kemasan di perumahan ini. Alhamdulillah lumayan laris karena banyak anak-anak dan keluarga yang belanja," katanya.

Sementara itu, perwakilan dari Bagian Logistik PT Brantas Abipraya (Persero), Usman menyatakan, pihaknya bersama Kementerian PUPR langsung bergerak cepat dengan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Cianjur untuk lokasi relokasi warga.

Setelah tempatnya ditetapkan maka proses pengukuran site plan dan desain serta pembangunan rumah pun segera dilaksanakan di lapangan.

Saat ini, imbuhnya, PT Brantas Abipraya telah menyelesaikan dua tahap relokasi masyarakat terdampak bencana yakni pembangunan rumah di Perumahan Bumi Sirnagalih Damai sebanyak 200 unit dan Perumahan Vila Mande Lestari sebanyak 151 unit.

Baca Juga: PUPR dan BNPB Lakukan Sosialisasi Rumah Tahan Gempa, Apa Saja Kelebihannya?

"Sejumlah fasilitas seperti tempat ibadah, balai warga, jalan lingkungan, saluran air serta saluran air bersih PDAM dan penerangan jalan dengan solar cell sudah ada dan seluruh unit sudah dihuni oleh warga yang telah didata oleh Pemda setempat,” terangnya.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto menerangkan, pihaknya berupaya agar proses penanganan pasca bencana alam bisa ditangani dengan cepat dan tepat dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Hal itu diperlukan agar masyaraat terdampak bisa segera pindah dan tidak terlalu lama tinggal di hunian sementera.

“Pembangunan rumah khusus pasca bencana ini merupakan langkah cepat pemerintah untuk membantu masyarakat agar bisa segera tinggal di hunian layak. Kami berharap masyarakat yang direlokasi bisa merawat berbagai fasilitas yang ada dan menghuni rumah serta bangkit meningkatkan perekonomian bersama keluarganya,” harapnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)