RealEstat.id (Tambolaka) – Kawan Lama Group, lewat Yayasan Kawan Lama, berkomitmen memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia melalui berbagai program berkelanjutan yang berfokus pada lima pilar utama: kesehatan, sosial, pendidikan, lingkungan, serta seni dan budaya.
Dengan semangat untuk memberdayakan komunitas lokal, melestarikan lingkungan, dan menjaga warisan budaya bangsa, yayasan ini menghadirkan berbagai inisiatif yang relevan dan berdampak nyata.
Sebagai bagian dari dedikasinya untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan pelestarian budaya, Yayasan Kawan Lama meluncurkan program Merajut Asa Sumba.
Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Jakarta Gratis dan Instagramable, Cocok untuk Liburan Anak Sekolah
Program ini diresmikan pada Desember 2024 di Lembaga Studi dan Pelestarian Budaya Sumba di Tambolaka, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur.
Tasya Widya Krisnadi, Ketua Pengurus Yayasan Kawan Lama mengatakan, Sumba dipilih sebagai lokasi program Merajut Asa karena memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, mulai dari seni tradisional, tarian, hingga kain tenun yang merupakan bagian integral dari warisan budaya nasional.
Melalui program ini, kami berharap dapat membantu masyarakat Sumba dalam mengembangkan dan melestarikan budaya mereka, serta memberdayakan mereka untuk mengoptimalkan potensi daerah.
"Kami percaya bahwa melalui Merajut Asa Sumba, Yayasan Kawan Lama dapat memberikan kontribusi yang nyata dan berdampak positif bagi masyarakat dan budaya Sumba,” tutur Tasya.
Baca Juga: Hadir di TROPS Paradise Resort City, Kampung Kecil Digadang Jadi Ikon Wisata Kuliner Baru
Program yang akan berjalan selama tiga tahun ke depan ini dirancang sebagai langkah strategis dalam menjaga kebudayaan lokal dan mendorong peningkatan ekonomi masyarakat Sumba.
Tidak hanya berfokus pada renovasi museum kain dan artefak, Merajut Asa Sumba juga mempersiapkan Rumah Budaya untuk menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat memperkenalkan kekayaan budaya Sumba kepada masyarakat luas.
Dalam perjalanannya, program ini akan dimulai dengan memperkuat empat pilar utama di tahun pertama, yaitu seni budaya, sosial, pendidikan, dan kesehatan.
Di bidang seni budaya, peremajaan museum kain dan artefak menjadi prioritas untuk menjaga kelestarian warisan budaya Sumba.
Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Selandia Baru yang Indah dan Wajib Dikunjungi di Tahun 2025
Proses ini mencakup pemeliharaan dan penyajian ulang koleksi kain tenun dan artefak bersejarah agar dapat dinikmati dengan lebih baik oleh pengunjung.
Dengan tampilan yang lebih terstruktur dan informatif, museum ini diharapkan dapat menjadi pusat edukasi dan apresiasi budaya, sekaligus meningkatkan daya tarik wisata di Sumba.
Selanjutnya, di bidang sosial dan pendidikan, pengelola Rumah Budaya akan dibekali dengan pelatihan bahasa Indonesia dan Inggris sekaligus pemahaman budaya yang lebih mendalam.
Upaya ini bertujuan untuk memperhalus keterampilan komunikasi mereka, sehingga dapat menjalin interaksi yang lebih baik dengan wisatawan dan memperkenalkan budaya Sumba secara lebih luas dan bermakna.
Baca Juga: Hadirkan Pengalaman Kuliner Lebih Beragam, Talaga Sampireun Ubah Nama Jadi Amanaia
Lebih jauh lagi, di sektor kesehatan, program ini akan menjalankan inisiatif pemberian obat cacing kepada masyarakat setempat.
Langkah ini diambil untuk mendukung kesehatan dasar dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dengan harapan dapat mendorong kesejahteraan jangka panjang.
Setelah pondasi empat pilar tersebut diperkuat di tahun pertama, program Merajut Asa Sumba akan melanjutkan upayanya dengan berbagai inisiatif berkelanjutan untuk mendukung pemberdayaan komunitas lokal.
Fokus akan diberikan pada pengembangan keterampilan para penenun melalui pelatihan intensif, peningkatan kualitas produk, serta penguatan manajemen usaha yang diharapkan akan meningkatkan daya saing dan nilai jual hasil tenun Sumba.
Baca Juga: OIKN: Kunjungan Wisata ke IKN Gratis, Asal Patuhi Tata Tertib Ini
Melalui program Merajut Asa Sumba, yayasan bertujuan untuk menciptakan peluang baru yang memungkinkan masyarakat setempat untuk tumbuh dan berkembang, baik dari segi ekonomi, keterampilan, maupun pengetahuan.
Di sisi lain, program ini juga berfokus pada pelestarian kekayaan budaya Sumba, yang sangat unik dan berharga, agar tetap terjaga di tengah arus modernisasi yang semakin pesat.
Yohanes Oktovianus, PJ Bupati Sumba menjelaskan, Program Merajut Asa Sumba adalah sebuah pengingat akan pentingnya kita semua menjaga keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian.
"Mari kita jadikan program ini sebagai inspirasi untuk terus berbuat baik, melayani masyarakat dan menciptakan perubahan yang positif,” tutup pungkasnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News