RealEstat.id (Jakarta) – Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia, hanya satu proyek ritel yang rampung dibangun sepanjang tahun 2023, yang menambahkan 5.000 m2 (sekitar 0,1%) ruang ritel di Jakarta.
Arief Rahardjo, Director of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia mengatakan, dua proyek ritel besar di Jakarta yang sedianya akan dibuka pada tahun 2023, harus diundur ke tahun 2024.
"Dengan demikian, akan ada tiga proyek baru seluas 100.000 m2 (+2,1%) yang akan menambah pasokan ruang ritel di Jakarta di tahun 2024 ini," jelas Arief Rahardjo, menambahkan.
Baca Juga: Colliers: Pasar Ritel Jakarta Bangkit di Kuartal IV 2023, Apa Indikasinya?
Beberapa mal terutama mal strata-title akan direvitalisasi untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih komprehensif, untuk menangkap preferensi generasi muda sebagai fasilitas ritel yang menarik dan relevan.
Ritel baru yang direncanakan lebih banyak berkonsep fasilitas penunjang sebagai bagian dari pengembangan mixed-use, seperti perkantoran dan apartemen, maupun pendukung integrasi kawasan berorientasi transit (TOD).
Cushman & Wakefield Indonesia mencatat, penyerapan bersih positif ruang ritel akan terus berlanjut, akan tetapi, tingkat kekosongan diprediksi naik (+1,7%) dikarenakan masuknya pasokan baru yang lebih tinggi dari tingkat penyerapan di tahun 2024.
Baca Juga: Ini Dia, Tiga Mal Baru di Jakarta yang Dibuka Akhir 2023
Tingkat hunian di akhir kuartal ketiga tahun 2023 relatif stabil di 77,2%. Seiring dengan berjalannya tahap pemulihan pasar ritel, beberapa brand internasional menunjukan ketertarikannya untuk masuk ke Indonesia dengan rencana ekspansi.
Segmen F&B tetap menjadi yang paling aktif, dilanjutkan dengan brand olahraga/fashion, lifestyle, dan hiburan yang juga kuat berekspansi. Tren ini diperkirakan akan berlanjut di tahun mendatang.
"Pelaku bisnis ritel mengeksplorasi peluang omni-channel untuk beradaptasi dengan minat konsumen yang kembali ke ritel fisik," tutur Arief.
Baca Juga: Pasar Ritel Jakarta dan Surabaya Masih Didominasi Kuliner dan Fesyen
Meskipun pemulihan pasar pasca-pandemi terus berjalan, harga dasar sewa belum berubah dan diperkirakan tetap sama dengan rata-rata Rp808.500 per meter persegi per bulan sebagai antisipasi menyongsong tahun politik mendatang.
Biaya pengelolaan (service charge) diperkirakan akan mengalami sedikit kenaikan di awal tahun 2024. Pemilik properti akan terus berupaya mempertahankan penyewa yang ada sambil secara proaktif mengambil peluang ekspansi bisnis ritel.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News