Konstruksi Rusun Pasar Jumat Rampung Akhir Juli 2020

Rusun Pasar Jumat terdiri dari 18 lantai, di mana 16 lantai untuk hunian dan dua lantai terbawah untuk fasilitas bermain anak dan fasilitas umum.

Rusun Pasar Jumat. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Rusun Pasar Jumat. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jakarta) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menyampaikan kepada PT Brantas Abipraya selaku kontraktor pelaksana Rumah Susun (Rusun) Tingkat Tinggi Pasar Jumat, untuk segera menyelesaikan pembangunan Rusun tersebut dengan tetap menjaga kualitas agar bisa dimanfaatkan ASN dengan baik. Hal ini dikatakan Basuki saat meninjau progres pembangunan Rusun Pasar Jumat, Jakarta, Senin (6/7/2020).

Menurutnya, pembangunan rusun disamping untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), juga diperuntukkan bagi para mahasiswa, pelajar, santri, dan pekerja, termasuk para Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri. Diharapkan dengan penyediaan hunian yang layak berupa rusun dapat memberikan kontribusi nyata bagi produktivitas masyarakat dalam bekerja, sekaligus sebagai persiapan menghadapi tatanan baru (new normal).

Baca Juga: Dekat Stasiun MRT, Konstruksi Rusun Pasar Jumat Capai 88%

Dalam tinjauan tersebut Menteri Basuki didampingi Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid melakukan pengecekan lapangan ke unit hunian di lantai 3, kesiapan lift, tangga darurat, tempat parkir dan landscape bangunan.

Rusun Pasar Jumat merupakan infrastruktur perumahan yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Rusun tersebut dibangun di atas lahan Komplek Perumahan Kementerian PUPR seluas 5.300 meter persegi tersebut berada tidak jauh dari Stasiun moda transportasi berbasis rel Mass Rapid Transit (MRT) atau Moda Raya Terpadu di Lebak Bulus, Jakarta.

Baca Juga: Dapat Anggaran Rp7,48 Triliun, Ini Target Prioritas Program Perumahan di 2021

Kehadiran Rusun berbasis Transit Oriented Development (TOD) yang lokasinya dekat dengan transportasi publik diharapkan memberikan nilai efisiensi tinggi bagi masyarakat perkotaan, khususnya para ASN. Diharapkan konsep hunian terintegrasi ini dapat lebih banyak dikembangkan di kota-kota besar lainnya di Indonesia, sehingga dapat menurunkan angka backlog pemilikan dan penghunian rumah sekaligus meningkatkan kualitas hunian yang layak.

Khalawi Abdul Hamid menyatakan progres fisik pembangunan Rusun Pasar Jumat hingga saat ini sudah sekitar 90%. Ditargetkan pada akhir Juli 2020 seluruh pekerjaan konstruksi bangunan sudah rampung.

Baca Juga: Program Sarhunta: 2.750 Rumah Tidak Layak Huni di Lokasi Wisata Disulap Jadi Homestay

Luas bangunan utama Rusun Pasar Jumat sekitar 2.800 meter persegi terdiri dari 18 lantai yakni 16 lantai untuk hunian sebanyak 460 unit dan 2 lantai untuk fasilitas bermain anak dan fasilitas umum yang berada di lantai 1 dan 2.

Untuk menambah kenyamanan penghuni, setiap unit pada Rusun Pasar Jumat didesain dengan tipe 36 yang dilengkapi dengan fasilitas 1 kamar utama, 1 kamar anak, ruang tamu, kamar mandi shower dan toilet duduk, dan ruang jemur pakaian dengan daya listrik 2.200 KWh.

Pembangunan Pasar Jumat menerapkan sistem teknologi beton ringan precast lantai dan dinding. Untuk precast pada lantai menggunakan Hollow Core Slab (HCS) dan untuk precast pada dinding menggunakan Lightweight Cement Wall (LCW) sebagai wujud kemajuan teknologi konstruksi di Indonesia.

Baca Juga: Perluas Jangkauan SiKasep, PPDPP Kembangkan “Big Data” Hunian

LCW merupakan salah satu inovasi material beton ringan dan sangat efisien dari sisi waktu kerja dengan kualitas kedap suara, tahan api, dan tes beban yang cukup banyak. Sementara HCS sebagai salah satu terobosan dalam konstruksi lantai beton untuk bangunan bertingkat yang menggunakan sistem prategang dimana kabel ditarik terlebih dahulu pada suatu dudukan khusus yang telah disiapkan dan kemudian dilakukan pengecoran.

Turut hadir dalam peninjauan tersebut Direktur Rusun Ditjen Perumahan Kementerian PUPR Maryoko Hadi dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Jawa I Bisma Staniarto.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)