RealEstat.id (Jakarta) – Manajemen PT Sintesis Karya Bersama (SKB) secara resmi mendapuk China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) sebagai kontraktor utama dalam melanjutkan pembangunan Apartemen Asthana Kemang.
Kolaborasi kedua perusahaan dikukuhkan lewat penandatanganan Nota Kesepakatan Penunjukan Kontraktor Utama, di Marketing Gallery Asthana Kemang, Jalan Ampera Raya 1A, Jakarta Selatan, Selasa (21/11/2023).
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Penunjukan Kontraktor Asthana Kemang ini dilakukan oleh Thomas Go, Managing Director SKB dan Bai Jinsong, International Company General Manager Indonesia Branch Chief Representative CSCEC.
Baca Juga: Dua Faktor Penyebab Penjualan Apartemen di Jakarta Masih Stagnan
Momen bersejarah ini juga disaksikan oleh Basukarno, VP Project Asthana Kemang dan Santara Tjaufik, joint venture lokal CSCEC PT Harmoni Developmen Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Bai Jinsong, Chief Representative CSCEC Indonesia menyampaikan apresiasinya kepada SKB atas kepercayaan dan kesempatan yang diberikan dalam melanjutkan pembangunan apartemen Asthana Kemang.
Sementara itu, Thomas Go mengatakan, penunjukan CSCEC sebagai kontraktor utama membuktikan komitmen SKB dalam menyelesaikan pembangunan Apartemen Asthana Kemang.
Menurutnya, CSCEC merupakan kontraktor milik pemerintah China yang memiliki kemampuan bekerja sangat cepat. Di proyek Asthana Kemang, imbuhnya, CSCEC akan menjadi kontraktor yang menyelesaikan tower Saweda dan Nakula.
Baca Juga: Synthesis Karya Pratama Tunjuk Kontraktor Apartemen The Belton Residence
“Kami memilih CSCEC sebagai mitra kerja karena memiliki reputasi yang baik, dan telah berpengalaman membangun apartemen mewah dengan kualitas yang baik pula. Dengan pengalaman CSCEC, kami yakin Tower Nakula dan Sadewa dapat diselesaikan tepat waktu dengan kualitas yang baik, sehingga menjawab keraguan konsumen,” ungkap Thomas Go kepada awak media.
Tower Sadewa dengan total 384 unit yang saat ini telah sold out akan mulai diserahterimakan pada Juli hingga Desember 2024. Sementara Tower Nakula (total 397 unit) telah terjual sekitar empat lantai dan ditargetkan bisa terjual 80% di akhir 2024. Sementara, serah terima tower kedua ini ditargetkan pada Maret 2025.
Thomas mengatakan, pasar apartemen berkonsep TOD atau yang menyasar kelas high end (seperti Asthana Kemang) masih diminati, terutama yang berlokasi di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Baca Juga: Tak Ada Proyek Baru, Pasar Apartemen Jabodetabek di Titik Nadir?
Apalagi Asthana Kemang akan dikembangkan menjadi sebuah superblok dengan high end mall yang memenuhi kebutuhan penghuni. Lokasinya pun strategis, yakni hanya lima menit dari Tol Simatupang dan 25 menit ke kawasan CBD Jakarta.
"Kelebihan lain kawasan Kemang adalah memiliki banyak pusat kuliner. Dengan semua kelebihan ini, kami yakin capital gain Asthana Kemang bisa mencapai 15% per tahun di 2024," katanya.
Menyikapi kemudahan WNA dan ekspatriat memiliki hunian di Indonesia, Thomas mengatakan, pihaknya bakal memperkenalkan Asthana Kemang ke beberapa negara, seperti Singapura, Hongkong, Jepang, dan Korea.
Baca Juga: Pelataran Asthana Kemang Resmi Jadi Lokasi Nonton Bareng Piala Dunia Qatar 2022
Menurutnya, arsitektur Asthana Kemang yang kental dengan nuansa etnik Jawa akan menarik minat ekspatriat. Tak tanggung-tanggung, Thomas menargetkan apartemen ini akan terserap 49% oleh ekspatriat.
Sebagai informasi, PT Sintesis Kreasi Bersama (SKB) yang diakuisisi oleh manajemen baru, telah melakukan gebrakan dengan mengubah nama, logo dan melakukan rebranding Synthesis Residence Kemang menjadi Asthana Kemang.
Perubahan nama Asthana yang memiliki arti 'Istana/Kediaman Raja atau Para Bangsawan’ diadopsi dari bahasa Sanskerta, selaras dengan komitmen manajemen baru SKB untuk penyelesaian pembangunan kembali apartemen mewah di kawasan Kemang ini.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News