RealEstat.id (Jakarta) – Pada paruh pertama tahun 2022, tingkat okupansi sektor ritel Jakarta berada di kisaran 78,52%. Angka ini meningkat sebesar 0,7% dibanding semester sebelumnya.
Secara rata-rata, harga sewa ruang ritel di Semester I 2022 cenderung stabil jika dibandingkan dengan semester sebelumnya. Demikian riset bertajuk Jakarta Property Highlight yang dilansir Knight Frank Indonesia, Rabu (31/8/2022).
Baca Juga: 2022, Kebangkitan Pasar Properti Ritel di Jabodetabek?
Pelonggaran kebijakan interaksi di tengah pandemi pada awal 2022 berimplikasi positif terhadap dinamika sektor ritel Jakarta yang tengah menerapkan strategi pertahanan dan pemulihan.
Di sisi global dan regional, akselerasi digital dan kolaborasinya terhadap strategi konvensional yang diterapkan oleh para peritel mendukung kegiatan belanja yang lebih sesuai bagi konsumen di masa pandemi.
Kenaikan tingkat kunjungan ke berbagai pusat ritel di sekitar Jakarta sejak awal tahun 2022 mencatatkan perbaikan bagi performa pasar ritel. Optimisme juga terlihat dari re-launch kawasan Sarinah setelah renovasinya selesai di awal tahun.
Baca Juga: Pusat Ritel Jakarta Jadi Incaran Brand F&B Internasional
Knight Frank Indonesia menyebutkan bahwa di Semester II 2022 hingga tahun 2024, pasar ritel Jakarta akan kedatangan sebanyak enam proyek mal baru, di mana empat di antaranya akan masuk di rentang 2023 - 2024.
“Secara umum, tenant yang masuk di tahun 2022 berasal dari sektor FnB, home appliance, sport apparel, fashion, dan department store. Saat ini, tenant e-commerce juga mulai bermunculan dengan gerai fisiknya, sebagai kanal pendorong transaksi,” terang Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia.
Jakarta Property Highlight juga mencatat total pasokan mal yang bertambah menjadi 4.917.166 m2 setelah re-launch Sarinah dan masuknya satu mal strata di Jakarta Pusat. Sedangkan untuk future supply dari sektor ritel mencatatkan sejumlah 247.154 m2 yang akan masuk di kawasan Jakarta.
Baca Juga: Ini Sektor yang Dominasi Tingkat Hunian Ritel Jakarta di Masa Pandemi
Sementara itu, Willson Kalip, Country Head Knight Frank Indonesia menyebutkan, secara umum, tren peningkatan okupansi terjadi pada segmen premium dan grade A, sedangkan segmen kelas lain masih perlu menerapkan strategi lanjutan untuk bertahan.
"Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan metode efisiensi dalam pengelolaan ruang ritel di masa menuju endemi ini, agar survival mode tetap dapat dilakukan dengan lebih efektif dan optimis,” pungkas Willson Kalip.