RealEstat.id (Jakarta) - Investasi real estate komersial di Asia Pasifik menyentuh angka USD131,3 miliar atau setara Rp2.159 triliun pada tahun 2024. Jumlah tersebut meningkat sebesar 23% secara tahunan (YoY).
Menurut data yang berasal dari konsultan properti global JLL, volume investasi real estat di kuartal IV-2024 naik 10% YoY dan menandai lima kuartal berturut-turut pertumbuhan tahunan di kawasan ini.
Sektor perkantoran di Asia Pasifik terus mengalami rebound yang kuat, didorong oleh permintaan yang stabil dari para penyewa.
Negara Jepang terus menjadi pasar yang paling aktif di kawasan Asia Pasifik, dengan volume perdagangan mencapai USD10,7 miliar.
Baca Juga: Proyeksi JLL terhadap Masa Depan Real Estat di Asia Pasifik
Tren positif itu terjadi lantaran tingginya permintaan untuk properti logistik dan gedung perkantoran.
Secara keseluruhan, volume investasi properti perkantoran di Asia Pasifik mencapai USD48,8 miliar pada tahun 2024. Jumlah ini meningkat 12% secara tahunan.
CEO Capital Markets JLL Asia Pasifik, Stuart Crow mengatakan pertumbuhan investasi properti komersial di Asia Pasifik ini merupakan bukti dari ketahanan jangka panjang.
Crow berpendapat meskipun terdapat perbedaan di setiap pasar, investor terus menemukan peluang seiring dengan stabilnya valuasi dan pelonggaran persyaratan pinjaman.
Baca Juga: Kinerja Sektor Pergudangan Modern yang Sehat Picu Investor Aktif Cari Peluang
"Kami memperkirakan 2025 akan menjadi tahun yang kuat, di mana pelaku bisnis bergerak lebih awal untuk dapat memperoleh keuntungan, terutama di sektor-sektor seperti perkantoran dan logistik,” ujar Stuart Crow.
Investasi Real Estate di Indonesia
Laporan terbaru JLL ini juga menyoroti perkembangan investasi real estate komersial di Indonesia.
Lima subsektor properti, seperti perumahan, kawasan industri, logistik dan gedung perkantoran berkontribusi besar dalam realisasi investasi di tanah air.
Subsektor ini menyumbang Rp122,9 triliun atau 7,2% dari total realisasi investasi nasional pada tahun 2024, yang mencapai Rp1.714,2 triliun.
Baca Juga: Pasar Perumahan Tapak di Jabodetabek Stabil, Dampak Insentif Pajak?
Sementara itu Country Head JLL Indonesia, Farazia Basarah menambahkan pertumbuhan investasi yang berkelanjutan di sektor properti Indonesia menunjukkan bahwa sektor ini tetap menarik.
Selain itu juga mencerminkan persepsi yang baik di kalangan investor asing maupun domestik mengenai iklim investasi di Indonesia.
"Di tahun 2025, kami optimis sektor ini terus memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," terang dia.
"Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur serta ruang yang mendukung ekspansi bisnis dan gaya hidup yang terus berkembang,” tandas Farazia Basarah.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News