Investasi Properti Asia Pasifik Naik 30% di 3 Kuartal Pertama 2021

Volume transaksi properti secara langsung di Asia Pasifik mencapai USD125 miliar di tiga kuartal pertama 2021, atau hanya 6% di bawah capaian di 2019.

Circular Quay, Sydney, Australia (Foto: Crown Group)
Circular Quay, Sydney, Australia (Foto: Crown Group)

RealEstat.id (Jakarta)  – Konsultan properti global, JLL mencatat, volume investasi properti di Asia Pasifik terus meningkat pesat dalam sembilan bulan pertama 2021, atau naik 30% dibandingkan periode yang sama pada 2020.

Transaksi langsung properti di Asia Pasifik selama tahun berjalan (year-to-date) mencapai USD125 miliar. Angka ini hanya kurang 6% dari volume transaksi pada 2019, sebelum terjadinya pandemi. Hal ini terjadi seiring meningkatnya investasi di sejumlah aset yang masih memberikan keuntungan, seperti perkantoran dan sektor logistik.

Baca Juga: 2021, Tahun yang Menjanjikan untuk Pasar Properti Asia Pasifik

Menurut Capital Tracker Kuartal III 2021 yang dipublikasikan JLL, investasi pada kuartal ketiga di Asia Pasifik meningkat 10% secara tahunan (year-on-year) mencapai USD39,5 miliar. Namun volume transaksi turun 23% secara kuartalan (quarter-on-quarter) seiring lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara yang berujung pada pembatasan aktivitas masyarakat.

“Meskipun ketidakpastian masih berlangsung, interaksi kami dengan klien menunjukkan daya tarik dan ketahanan pada sektor properti komersial Asia Pasifik. Sepanjang tahun 2021, minat investor di kawasan ini tetap tinggi seiring meningkatnya aliran modal dan volume transaksi yang mendekati level sebelum pandemi. Kami berharap ini akan berlanjut hingga kuartal keempat,” kata Stuart Crow, CEO Capital Markets JLL Asia Pasifik.

Pada kuartal ketiga 2021, investasi di sektor perkantoran terus membaik dan mencapai 55% dari keseluruhan transaksi, hal ini didukung oleh stabilnya tingkat sewa dan hunian. Sejalan dengan itu, transaksi logistik terus meningkat dengan angka investasi pada 12 bulan terakhir mencapai USD43 miliar, naik dari USD25 miliar pada 2019. 

Baca Juga: Optimisme Para Pemimpin Perusahaan Properti Asia Pasifik di Masa Pandemi

JLL memperkirakan investasi logistik akan melonjak hingga USD50 miliar - USD60 miliar pada rentang 2023 hingga 2025, hal tersebut didorong oleh permintaan, tingkat keuntungan yang menarik, serta rencana diversifikasi.

Investasi di sektor ritel dan perhotelan melemah seiring melambatnya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. JLL memproyeksikan volume investasi di sektor perhotelan akan melampaui USD7 miliar pada 2021, dan terus tumbuh menjadi USD9 miliar pada 2022.

Secara geografis, transaksi di Australia meningkat dua kali lipat secara tahunan berkat naiknya penjualan di sektor perkantoran dan industrial. Nilainya mencapai lebih dari USD6,3 miliar dalam bentuk investasi langsung. Di Jepang, transaksi naik menjadi USD11,8 miliar (tumbuh 51% secara tahunan) dan di Korea Selatan angkanya mencapai USD7 miliar (naik 1% secara tahunan).

Baca Juga: 2021, Transaksi Properti di Asia Pasifik Naik 20%

Pertumbuhan di dua negara ini ditunjang oleh dana investasi real estat (DIRE/REITs) dan manajer investasi. Sebaliknya, di China transaksi mencapai sekitar USD7,3 miliar (turun 16% secara tahunan). Sementara di Singapura, transaksi turun 64% secara tahunan menjadi USD1,1 miliar akibat tekanan pandemi Covid-19.

Regina Lim, Head of Capital Markets Research JLL Asia Pasifik mengatakan, JLL melihat realokasi portofolio sebagai tema utama hingga 2022 seiring persaingan ketat memperebutkan aset-aset yang dapat memberikan keuntungan, seperti perkantoran dan logistik, serta sejumlah sektor khusus seperti pergudangan, perumahan dan pusat data.

Secara keseluruhan, sentimen investor tetap positif dan kami tetap memiliki pandangan yang sama bahwa volume investasi akan meningkat 15% hingga 20% pada 2021 dengan harapan terjadi pemulihan lebih lanjut di tahun 2022,” kata Regina Lim.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Forest Dining & Media Room di Kondominium Nava Grove, Singapura (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Pasca akuisisi, The Grand Eastlakes akan di-rebranding menjadi One Global Centre. (Foto: Istimewa)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)
Kingdom Center Tower sebagai salah satu gedung tertinggi di dunia dan menjadi bangunan ikonik di Arab Saudi. (Sumber: Architec Magazine)