RealEstat.id (Jakarta) – Sepanjang kuartal IV 2024, tercatat tidak ada tambahan pasokan gedung perkantoran baru di seluruh wilayah Jakarta.
Hal ini membuat total pasokan ruang perkantoran di Jakarta masih bergeming di angka 11,2 juta meter persegi, di mana 7,4 juta m2 berada di kawasan CBD, sementara 3,8 juta m2 di luar CBD.
Data Colliers Indonesia menunjukkan, tambahan pasokan sepanjang 2024 hanya diperoleh oleh satu gedung, yakni The Sima yang berada di kawasan TB Simatupang.
Suplai ruang perkantoran di Jakarta, diperkirakan akan bertambah sebesar 352.413 m2 di rentang tahun 2025 - 2028, di mana pasokan baru di luar CBD mencapai 231.413 m2, sementara di CBD 121.000 m2.
Baca Juga: Ibu Kota Pindah, Gedung Kantor Pemerintah di Jakarta Sebaiknya Dijadikan Apa?
Di Kuartal IV 2024, tingkat hunian perkantoran di CBD Jakarta mencapai 74,7%, atau hanya mengalami kenaikan yang moderat sekitar 1% dibandingkan 2023.
Sementara itu, tingkat hunian di luar CBD Jakarta menyentuh angka 77,2%, atau tumbuh sekitar 2% dibandingkan 2023.
Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia menjelaskan, sektor seperti jasa pengiriman (shipping), otomotif, dan elektronik, terus gencar mencari ruang kantor
Menurutnya, penyewa yang sebelumnya berkantor di gedung perkantoran kelas B atau di luar CBD masih dalam situasi yang menguntungkan untuk mengambil kesempatan pindah ke gedung yang lebih bagus.
Baca Juga: Tren 'Work from Office' Bikin Pasar Perkantoran Jakarta Makin Dinamis
Lebih lanjut, Ferry mengatakan, di samping kualitas gedung, lokasi masih menjadi pertimbangan terbesar dalam memilih tempat berkantor.
"Dekat dengan moda transportasi masal seperti LRT, MRT masih menjadi favorit destinasi calon penyewa untuk relokasi," terangnya.
Meskipun tingkat hunian di CBD terus tumbuh, dan didukung oleh terbatasnya pasokan tambahan, namun masih dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mencapai level tingkat hunian seperti sebelum pandemi.
"Sedangkan di luar CBD, proyeksi tingkat hunian masih akan menghadapi pertambahan pasok selama periode 2025 hingga 2028," tuturnya.
Baca Juga: Leads Property Ungkap Sejumlah Tren Pasar Perkantoran di Jakarta
Riset konsultan properti Colliers Indonesia memperlihatkan, di CBD Jakarta, tarif dasar sewa ruang perkantoran selama 2024 kembali mengalami penyesuaian, yakni tercatat Rp231.222 per meter persegi per bulan.
"Dibandingkan 2023, tarif dasar sewa di CBD mengalami penurunan sekitar 3%, sebagai upaya pemilik gedung untuk meningkatkan tingkat hunian," ungkap Ferry Salanto.
Kendati tarif sewa mengalami penurunan, imbuhnya, namun antara tarif asking dan harga yang ditransaksikan semakin menunjukkan selisih yang semakin tipis.
"Sementara itu, tarif sewa ruang perkantoran di luar CBD Jakarta sepanjang 2024 lalu, masih stabil di angka Rp167.758 per meter persegi per bulan," kata Ferry.
Baca Juga: Ruang Kantor Inovatif Jadi Aset Esensial Baru, Seperti Apa?
Terkait harga, rata-rata harga jual ruang perkantoran di 2024 berkisar Rp57 juta per meter persegi di CBD Jakarta dan Rp41 juta per meter persegi di luar CBD.
"Rerata harga jual tersebut masih relatif stabil dibandingkan 2023," jelas Ferry Salanto.
Saat ini, imbuhnya, calon pembeli masih berada dalam tahap eksplorasi, sehingga volume dan potensial transaksi masih didominasi oleh pasar sekunder.
"Harga jual diperkirakan tumbuh sekitar 2% per tahunnya, dikontribusi oleh gedung kantor yang berada di lokasi strategis seperti di SCBD, Sudirman, Thamrin, dan TB Simatupang untuk di luar CBD," terangnya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News