Helat Akad KPR Massal 10.000 Unit Rumah, Bank BTN Tegaskan Komitmen Dukung Program Sejuta Rumah

Akad Massal KPR yang dilakukan Bank BTN secara serentak di seluruh Indonesia ini juga dalam rangka menyemarakkan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2023.

Gelaran akad KPR Massal Bank BTN dipusatkan di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Tangerang. (Foto: realestat.id/Anto Erawan)
Gelaran akad KPR Massal Bank BTN dipusatkan di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Tangerang. (Foto: realestat.id/Anto Erawan)

RealEstat.id (Tangerang) – Membuktikan komitmen dalam pemenuhan rumah layak huni bagi masyarakat, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) secara resmi menggelar akad KPR Massal 10.000 unit rumah serentak di seluruh Indonesia, Selasa (8/8/2023).

Kegiatan ini sekaligus merupakan bentuk dukungan Bank BTN dalam mendukung pemerintah merealisasikan Program Sejuta Rumah, khususnya mempermudah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) memiliki rumah layak.

Gelaran akad KPR Massal Bank BTN dipusatkan di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, Tangerang dan dihadiri oleh Menteri BUMN, Erick Thohir; Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto; Komisioner BP Tapera, Adi Setianto; Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu; serta jajaran Dewan Komisaris serta Direksi Bank BTN.

Baca Juga: Bank BTN Siap Gelar Akad KPR Massal 10.000 Unit Rumah Dalam Sehari

Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu menjelaskan, akad massal KPR yang dilakukan meliputi KPR Subsidi, KPR Nonsubsidi, KPR Syariah, dan KUR dengan jumlah 10.000 unit.

“Akad Massal KPR yang dilakukan Bank BTN secara serentak di seluruh Indonesia ini, selain untuk mendukung Program Sejuta Rumah, juga dalam rangka menyemarakkan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) 2023. Kami ingin terus menjadi bagian penting pemerintah dalam mensejahterakan rakyat dalam mewujudkan rumah yang layak huni,” ujar Nixon LP Napitupulu di sela acara.

Dia mengungkapkan, Bank BTN memiliki kepedulian tinggi untuk keberlanjutan berbagai program pemerintah termasuk program perumahan rakyat.

Untuk itu, imbuh Nixon, pelaksanaan Akad KPR Massal yang Bank BTN lakukan serentak di seluruh Indonesia merupakan wujud nyata dalam mendukung keberlanjutan program perumahan rakyat.

Baca Juga: Segera Spin Off, BTN Syariah Ditargetkan Jadi Bank Umum Syariah (BUS) Akhir 2023

Saat ini, lanjut Nixon, Bank BTN juga fokus mendukung upaya pemerintah mengintegrasikan pembangunan perumahan dengan sarana transportasi massal atau transit oriented development (TOD).

Dia mencontohkan seperti Akad KPR Massal yang dilakukan di Perumahan Puri Delta Tigaraksa, karena perumahan tersebut dekat dengan Stasiun Tigaraksa dan Stasiun Tenjo.

“Perumahan Puri Delta Tigaraksa ini sesuai dengan Konsep TOD, karena jarak dengan stasiun dekat sekali. Ini akan memudahan mobilisasi mereka yang bekerja di Ibu Kota Jakarta,” tegas Nixon.

Lebih lanjut dia menjelaskan, sebagai bagian dari upaya mendukung keberlanjutan dalam program perumahan rakyat, tahun ini Bank BTN menargetkan dapat menyalurkan pembiayaan rumah subsidi, baik KPR FLPP maupun KPR Tapera sekitar Rp182.250 unit dengan nilai mencapai Rp26,77 triliun.

Baca Juga: Diluncurkan, Tabungan BTN Rumah Tapera Mudahkan Pekerja Mandiri/Informal Miliki Hunian Layak

"Target Bank BTN tersebut sekitar 80% dari total target pemerintah 2023 baik KPR FLPP maupun KPR Tapera yang sekitar 230.000 unit," kata Nixon.

Untuk mencapai target tersebut, Nixon mengungkapkan, salah satu yang dilakukan adalah berkolaborasi dengan BP Tapera meluncurkan produk Tabungan BTN Rumah Tapera.

Produk tabungan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh kalangan pekerja informal untuk bisa mendapatkan pembiayaan rumah subsidi melalui kredit pemilikan rumah (KPR) berskema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

“Kerja sama dengan BP Tapera akan mengakomodasi para pekerja sektor informal yang belum memiliki rumah melalui skema Saving Plan, sehingga diharapkan potensi pembiayaan rumah untuk sektor informal dengan skema saving plan akn menambah sekitar 5.000 unit setara dengan potensi penambahan penyerapan nilai pembiayaan sekitar Rp 800 miliar hingga akhir tahun ini,” katanya.

Baca Juga: Gandeng BP Tapera, BTN Syariah Fasilitasi Pembiayaan Rumah Bagi Warga Muhammadiyah

Nixon menambahkan, Bank BTN juga sangat concern terhadap pemenuhan rumah untuk kaum milenial. Realisasi KPR Subsidi pada periode tahun 2020 hingga Juli 2023 didominasi kaum milenial sekitar 90,94%.

Untuk tahun 2020 generasi milenial menyerap KPR Subsidi sebanyak 92.448 unit senilai Rp13 triliun, tahun 2021 angkanya mengalami kenaikan menjadi 96.700 unit senilai Rp13,728 triliun, tahun 2022 angkanya kembali naik menjadi 123.133 unit senilai Rp18 triliun dan pada Juli 2023 angkanya telah mencapai 62.672 unit senilai Rp9,4 triliun.

“Jadi generasi milenial sangat besar dalam menyerap pembiayaan perumahan di Bank BTN,” katanya.

Sementara itu Dirjen Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto mengatakan, pihaknya mengapresiasi kepada Bank BTN yang telah menginisiasi penyelenggaraan acara akad massal serentak sekitar 10.000 unit.

Baca Juga: Capai Rp281,21 Miliar, Laba BTN Syariah Naik 50% di Semester I 2023

Akad massal serentak KPR Bank BTN ini sekaligus sebagai rangkaian kegiatan Hari Perumahan Nasional atau Hapernas tahun 2023 dengan tema Melanjutkan Kolaborasi Mewujudkan Hunian Layak Berkelanjutan dan Terjangkau untuk Semua.

"Tema ini juga tampaknya sejalan dengan tema akad massal yang dilaksanakan hari ini karena kolaborasi dan Sinergi merupakan kata kunci penting bagi akselerasi untuk pembangunan khususnya Perumahan Indonesia," ujar Iwan.

Pada kesempatan itu Iwan berharap Bank BTN bisa mendorong skema pembiayaan yang lebih inovatif dan kreatif khususnya bagi generasi milenial yang banyak bekerja di sektor informal.

Selain itu, Kementerian PUPR juga mendorong pengembang untuk bersama-sama meningkatkan kualitas rumah untuk rakyat salah satunya dengan konsep green housing serta menciptakan ruang lingkungan hunian yang lebih asri.

Baca Juga: Bank BTN Sabet Penghargaan FinanceAsia 23rd Best Companies in Asia Award

Pada kesempatan yang sama, Menteri BUMN, Erick Thohir mengungkapkan, saat ini ada sekitar 81 juta milenial yang belum memiliki rumah dan backlog perumahan mencapai 12,7 juta unit.

Hal tersebut harus dicarikan solusinya dengan meningkatkan kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN serta swasta untuk cepat membangun perumahan yang sesuai dengan keinginan milenial.

Menurutnya, strategi paling jitu adalah dengan membangun perumahan yang dekat dengan fasilitas transportasi publik. Hal ini, tutur Erick akan menjadi daya tarik bagi generasi muda berusia 20-an untuk membeli rumah di usia dini.

Erick juga berharap agar generasi muda di era sosial media yang luar biasa ini, untuk tidak lupa membeli rumah sebagai kebutuhan yang mendasar.

"Jangan sampai lebih banyak melakukan kegiatan belanja dan gaya hidup yang akhirnya kebutuhan memiliki rumah malah jadi tidak terpenuhi, karena uang habis dipakai untuk hal-hal yang tidak berguna," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Fahri Hamzah, Wamen PKP (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Fahri Hamzah, Wamen PKP (Foto: Dok. Kementerian PKP)
Ilustrasi mengurus HGB ke SHM, (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi mengurus HGB ke SHM, (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi-perhitungan-Pajak-Penjualan-Apartemen-Second-Bagi-Pembeli-dan-Penjual. (Sumber: Istock)
Ilustrasi-perhitungan-Pajak-Penjualan-Apartemen-Second-Bagi-Pembeli-dan-Penjual. (Sumber: Istock)