RealEstat.id (Jakarta) – Masih seperti beberapa kuartal sebelumnya, di Kuartal III 2024 tidak ada pasokan baru ruang perkantoran di Jakarta.
Konsultan properti, JLL Indonesia mencatat, Luminary Tower yang telah selesai dibangun di kuartal sebelumnya, diperkirakan bakal menjadi satu-satunya proyek perkantoran di Jakarta yang rampung sepanjang tahun 2024.
Sementara itu, tingkat hunian (okupansi) rata-rata gedung perkantoran di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta juga tidak mengalami perubahan, stabil di angka 70% selama Kuartal III 2024.
Baca Juga: Ruang Kantor Inovatif Jadi Aset Esensial Baru, Seperti Apa?
Yunus Karim, Head of Research JLL Indonesia menjelaskan, pada Kuartal III 2024, gedung perkantoran kelas premium di Jakarta sedikit mengalami peningkatan hunian mencapai 73%.
“Kami bahkan melihat adanya tren positif terhadap ruang perkantoran kelas premium, yang telah mencatat permintaan yang konsisten sejak awal 2023,” tutur Yunus Karim.
Sementara itu, Angela Wibawa, Head of Office Leasing Advisory JLL Indonesia mengatakan, terjadi pertumbuhan harga sewa yang signifikan di gedung perkantoran Grade A, khususnya Grade Premium, yakni sebesar 0,7%, tetapi masih turun 3,96% secara tahunan.
"Hal ini menandai pemulihan penting dalam bisnis penyewaan kantor dan merupakan titik balik harga sewa menjadi positif sejak pertengahan tahun 2015,” jelas Oli, sapaan akrab Angela Wibawa.
Baca Juga: Co-Working Space dan Serviced Office Dongkrak Permintaan Ruang Perkantoran di CBD Jakarta
Dia melihat, beberapa pemilik gedung perkantoran dengan tingkat hunian tinggi sedikit menaikkan tarif sewa. Kendati demikian, secara keseluruhan, tarif sewa diperkirakan masih tetap negatif sepanjang tahun 2024.
"Sementara itu, tren flight-to-quality terus membentuk pasar perkantoran, seiring dengan pertumbuhan permintaan positif. Namun, pasar terus dipengaruhi oleh langkah-langkah penghematan biaya dan penerapan strategi tempat kerja baru," terang Angela Wibawa.
Perkantoran di Luar CBD Jakarta
JLL Indonesia mencatat, tingkat hunian ruang perkantoran di area non-CBD juga masih stabil, yaitu di angka 71%, di mana tingkat serapan terbesar ada di Jakarta Selatan.
Aktivitas di Jakarta Selatan terus mendominasi, terutama di kawasan TB Simatupang. Sektor pertambangan serta minyak dan gas mendominasi permintaan terbesar pada Kuartal III 2024.
Baca Juga: 8 Tren Tata Letak (Layout) Ruang Kantor Modern
Seperti halnya di kawasan CBD, di luar CBD Jakarta pun tidak ada pasokan ruang perkantoran baru yang masuk ke pasar pada Kuartal III 2024.
Di kuartal terakhir 2024, diperkirakan ada sekitar 126.000 m2 ruang pekantoran baru yang tersedia, terutama dari dua gedung: Menara Jakarta dan TJS Hub.
Yunus Karim menjelaskan, secara umum, harga sewa di semua area Non-CBD Jakarta relatif stabil, di mana beberapa gedung berkualitas tinggi dengan tingkat hunian di atas rata-rata, memilih untuk mempertahankan harga sewa mereka.
Baca Juga: 2024, Tingkat Hunian Perkantoran CBD Jakarta Diperkirakan Tumbuh, Apa Sebabnya?
"Namun, pemilik gedung perkantoran dengan tingkat hunian yang rendah diperkirakan masih akan menawarkan harga sewa yang lebih kompetitif," jelasnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan, pasar perkantoran terus dipengaruhi oleh dua tren yang saling bersaing. Di satu sisi, adanya preferensi terhadap ruang berkualitas tinggi dan permintaan positif yang terus meningkat.
"Namun di sisi lain, perusahaan masih fokus pada pengurangan biaya dan penerapan strategi tempat kerja baru, yang memengaruhi dinamika pasar secara keseluruhan," katanya.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News