Harga Rumah Second di Denpasar dan Makassar Naik Paling Tinggi

Di bulan September 2022, harga rumah second di Denpasar tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,1%, sementara di Makassar mencapai 4,2%.

Foto: Pixabay.com
Foto: Pixabay.com

RealEstat.id (Jakarta) – Harga rumah bekas (second) di luar Pulau Jawa kembali memperlihatkan potensi kenaikan yang menjanjikan. Hal ini terlihat dari melonjaknya harga rumah second di pasar properti Makassar, Sulawesi Selatan dan Denpasar, Bali.

Hasil riset yang dirilis dalam Flash Report Rumah123.com memperlihatkan, di bulan September 2022, harga rumah second di Denpasar tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 4,1%, sementara di Makassar mencapai 4,2%.

Baca Juga: Pasokan dan Harga Rumah Seken Naik Stabil di 7 Bulan Terakhir

"Makassar dan Denpasar masih jadi kota yang punya daya tarik tersendiri untuk masyarakat yang tinggal di Sulawesi Selatan dan Bali. Jadi tidak mengherankan jika pergerakan harganya juga relatif progresif, meski memang tidak terjadi lonjakan yang sangat tinggi, layaknya kota-kota di sekitar area Jabodetabek," jelas Maria Herawati Manik, Country Manager Rumah123.com.

Maria juga memaparkan strategi Rumah123.com, dalam pengembangan mutu layanan pencarian hunian dan juga iklan properti yang lebih baik lagi untuk Makassar dan Denpasar. Khususnya setelah kondisi ekonomi yang membaik membuat daya beli masyarakat juga turut menguat, hingga tak dipungkiri minat konsumen akan hunian residensial juga mengalami kenaikan.

Flash Report Rumah123.com edisi Oktober juga mencatat total pasokan rumah second yang melonjak cukup drastis secara tahunan. Tercatat, terdapat pertumbuhan sebesar 35,4% untuk rumah second pada September 2022, dibanding September 2021.

Baca Juga: Tangerang Masih Jadi Kota Paling Diincar Konsumen Rumah Seken

Dari suplai yang melonjak tersebut, Tangerang jadi kota yang paling banyak dicari oleh pencari properti, dengan porsi mencapai 15,0% untuk seluruh rumah di Indonesia, berdasarkan data Flash Report Oktober 2022. Lokasi terpopuler kedua adalah Jakarta Barat dengan pangsa pasar 12,1%, diikuti oleh Jakarta Selatan sebesar 9,8%.

Secara bulanan (month-on-month/MoM), kota dengan peningkatan proporsi permintaan terbesar pada September 2022 adalah Jakarta Pusat dengan kenaikan sebesar 0,5%, diikuti oleh Jakarta Timur dengan kenaikan 0,4%. Di sisi lain, kota dengan proporsi penurunan permintaan terbesar secara bulanan adalah Tangerang dengan penurunan sebesar 0,6% diikuti oleh Surabaya dengan penurunan sebesar 0,5%.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Praktisi Perkotaan dan Properti, Soelaeman Soemawinata (kanan) dan Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Diskusi Forwapera bertajuk "Tantangan Perkotaan dan Permukiman Menuju Indonesia Emas 2045" (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)
Kawasan SCBD Jakarta (Foto: realestat.id)