Hampir Selesai, Program Bedah Rumah di NTB Sasar 9 Kabupaten/Kota

Program Bedah Rumah di Provinsi NTB menargetkan sebanyak 2.900 unit rumah tidak layak huni (RTLH) di sembilan Kabupaten/Kota.

Program Bedah Rumah di NTB (Foto: Kementerian PUPR)
Program Bedah Rumah di NTB (Foto: Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Mataram) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menyatakan progres pelaksanaan program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah hampir rampung. Tercatat, program yang dikenal dengan nama Program Bedah Rumah tersebut telah dilaksanakan di sembilan kabupaten/kota di NTB.

"Kami terus mendorong pelaksanaan Program BSPS di NTB agar bisa selesai tepat waktu karena memang sangat diperlukan oleh masyarakat," jelas Direktur Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, KM Arsyad saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi pembangunan Program Bedah Rumah di Kota Mataram, NTB beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Program Sarhunta: 500 Rumah di NTB Direnovasi Jadi Homestay untuk Turis

Bersama Walikota Mataram, Ahyar Abduh, dirinya juga melakukan pemasangan peneng ke rumah masyarakat yang menerima Program BSPS di Melurahan Pagutan Barat Kota Mataram, NTB Tampak hadir dalam kegiatan tersebut  Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Wilayah Nusa Tenggara I (BP2P NT 1) Rini Dyah Mawarty, Kepala Sub Direktorat Wilayah II Krisno Yuwono, PPK Rumah Swadaya Warni,  dan PPK Sarhunta Dudi Mustofa.

Pada Program Bedah Rumah, imbuhnya, Provinsi NTB mendapatkan alokasi sebanyak 2.900 unit rumah tidak layak huni (RTLH). Penyalurannya dilaksanakan di sembilan Kabupaten/Kota, yakni Kota Mataram (380 unit), Lombok Barat (290 unit), Lombok Tengah (355 unit), Lombok Timur (280 unit), Sumbawa Barat (200 unit), Sumbawa (300 unit), Dompu (425 unit), Kabupaten Bima (300 unit), dan Kota Bima (340 unit).

Baca Juga: Rumah Penerima Program BSPS Dipasang Peneng Khusus

"Jumlah bantuan yang kami salurkan ke setiap RTLH adalah Rp17,5 juta dengan rincian Rp15 juta untuk bahan bangunan dan Rp2,5 juta untuk upah tukang. Adapun progres Program Bedah Rumah Provinsi NTB per tanggal 1 Oktober 2020 masuk pada 86,17 persen," terangnya.

Pada kesempata tersebut, Arsyad juga mengingatkan kepada setiap penerima bantuan untuk tetap melaksanakan 4K dalam menjalankan program Rumah Swadaya. 4K yang dimaksud adalah dengan melihat: Kekuatan struktur tanah, Keselamatan Bangunan, Kesehatan Penghuni, dan Kecukupan Ruang.

“Program BSPS ini mendorong semangat bergotong royong untuk membangun rumah yang layak huni. Masyarakat membentuk kelompok terdiri dari 20 orang jadi kalau bisa saling membantu dan bergotong royong satu sama lain maka pembangunan di lapangan akan dapat terselesaikan dengan baik,” terangnya.

Baca Juga: Program BSPS di Tabanan Sasar 400 Rumah di 17 Desa

Salah seorang penerima bantuan Program Bedah Rumah Kementerian PUPR di NTB, Muslim (60), mengaku dirinya yang hanya bekerja sebagai tukang bangunan telah menabung sejak lama untuk membangun rumahnya. Menurutnya adanya bantuan bedah rumah dari Kementerian PUPR sangat bermanfaat untuk memperbaiki rumahnya.

“Saya sudah puluhan tahun menabung dan terkumpul Rp50 juta. Alhamdulillah, tabungan itu ditambah dengan bantuan dari Kementerian PUPR senilai Rp17,5 juta saya gunakan untuk membuat rumah saya menjadi lebih nyaman dari sebelumnya," katanya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Puncak HUT KPR BTN ke-48 di Mall Kota Kasablanka, Ahad, 15 Desember 2024. (Foto: Kementerian PKP)
Puncak HUT KPR BTN ke-48 di Mall Kota Kasablanka, Ahad, 15 Desember 2024. (Foto: Kementerian PKP)
Perumahan MBR. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Perumahan MBR. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
MBR Sektor Informal (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
MBR Sektor Informal (Foto: Dok. Kementerian PUPR)