Firma Arsitek Asal Indonesia Ini Rancang Bangunan Penting di Afrika

Desain MediaCity yang dirancang MorphAsia memadukan antara arsitektur modern dan tropis, yang dinilai dapat merespon lingkungan dengan baik.

 MediaCity
Mauritius, bangunan dan fasilitas premium di dalamnya diperuntukkan untuk mendukung 
akselerasi digital di Afrika dan menghubungkan industri kreatif dan media di benua tersebut. (Foto: Morphasia)
MediaCity Mauritius, bangunan dan fasilitas premium di dalamnya diperuntukkan untuk mendukung akselerasi digital di Afrika dan menghubungkan industri kreatif dan media di benua tersebut. (Foto: Morphasia)

RealEstat.id (Jakarta) - Kabar membanggakan kembali datang dari dunia arsitektur Indonesia. Kali ini, sebuah firma arsitek Tanah Air, MorphAsia, dipercaya untuk merancang proyek real estat prestisius di Mauritius, Afrika Timur.

MorphAsia merancang proyek strategis bernama MediaCity Mauritius untuk mendukung industri kreatif online dan akselerasi digital di Benua Afrika.

Pengembangan pusat industri kreatif dan digital tersebut didukung oleh beberapa partner. Antara lain, Broadcast Center Europe (BCE); Novaterra - pengembang properti di Mauritius; serta Pemerintah dan Dewan Pengembangan Ekonomi negara tersebut.

Baca Juga: 3 Desain Rumah di Dunia Ini Mampu Beradaptasi Hadapi Banjir

Melansir dari siaran pers, Senin (24/05/2021), Najib Gouiaa, pendiri dan General Manager MediaCity Mauritius mengatakan bahwa pihaknya sangat percaya pada pengembangan yang cerdas dan berkelanjutan.

"Kami mengharapkan arsitektur hijau yang impresif dan ikonik sebagai refleksi dari visi MediaCity," ujar Najib.

Dalam proses perancangan arsitektur MediaCity, MorphAsia secara mendalam melakukan riset untuk memahami konteks budaya, dan iklim di Mauritius sebelum mengombinasikan desain modern yang ikonik dan sensitif terhadap alam.

Perpaduan Arsitektur Modern dan Tropis
Letak MediaCity yang berada di dalam master plan BeauPlan Smart City menginspirasi firma arsitek Indonesia itu untuk membuat courtyard garden di tengah bangunan, sekaligus menjadi bagian integral dari keseluruhan konsep arsitektur.

Baca Juga: Arsitektur Resort & Leisure: Perkawinan Harmonis Desain dan Alam

Glenn Hartanto, Principal MorphAsia menyebutkan bahwa desain bangunan MediaCity merupakan perpaduan antara arsitektur modern dan tropis, yang dapat merespon lingkungan dengan baik.

"Desain bangunan MediaCity memperhatikan orientasi matahari dan arah angin siklon sebagai pertimbangan yang penting," jelas dia,

Masa dan orientasi bangunan di dalam proyek ini dibuat sesuai dengan pemikiran ini seakan muncul dari tanah dan membingkai taman courtyard di tengah bangunan.

Baca Juga: "Danau Toba", Restoran Indonesia Pertama di Tanzania Resmi Beroperasi

"Pada awalnya kami membuat bangunan modern yang tipis dan panjang, agar bisa menciptakan area kerja yang mendapat banyak cahaya dan memiliki keterhubungan dengan area hijau di luar," ungkapnya.

Bangunan dengan Bukaan di Kedua Sisi
Lebih lanjut Glenn menerangkan, dengan bentuk masa yang tipis serta peletakan konfigurasi bangunan mereka berhasil mendapatkan ruang yang memungkinkan bangunan bisa memiliki bukaan di kedua sisinya.

"Ventilasi silang di area kerja mampu secara optimal terwujud, sehingga meminimalkan penggunakan mesin pengondisian udara dalam setahun," papar dia.

Baca Juga: Gandeng 6 Desainer, Föld Rilis Ragam Produk Daur Ulang Window Blind

MediaCity Mauritius dalam rancangan MorphAsia hadir dengan façade berjenjang yang sangat khas dan ikonik.

“Kami selalu tertarik untuk membangun hubungan spasial yang kuat dalam beragam skala, urban, arsitektur, dan interior. Hal ini menjadi karakter desain dan pencarian kami selama berarsitektur,” ucapnya.

Sebagai informasi tambahan, MorphAsia juga merancang proyek The Airport City; Bukit Intan Lestari di Nusa Tenggara Timur; Pamulang MXD (mixed-use superblock), dan Aston Luwuk (hotel).

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustraso alasan kenapa bangunan Belanda kuat dan kokoh. (Sumber: CNN Indonesia)
Ilustraso alasan kenapa bangunan Belanda kuat dan kokoh. (Sumber: CNN Indonesia)
Dari kiri ke kanan: Dian Asmahani (Chief of Corporate Sales & Marketing Group Sinar Mas Land) bersama dengan Monik William (Deputy Group CEO Township Development Sinar Mas Land), Jerry Thomas (Owner Cofilab) dan Felicia Chitra (Head of Program Rafa Dance) secara simbolis meresmikan Grand Opening The Hub di kawasan Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa, 12 November 2024.
Dari kiri ke kanan: Dian Asmahani (Chief of Corporate Sales & Marketing Group Sinar Mas Land) bersama dengan Monik William (Deputy Group CEO Township Development Sinar Mas Land), Jerry Thomas (Owner Cofilab) dan Felicia Chitra (Head of Program Rafa Dance) secara simbolis meresmikan Grand Opening The Hub di kawasan Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan, Selasa, 12 November 2024.
Talkshow bertajuk "Audio-Visual and Design Integration" yang digelar BenQ Indonesia dan Focal Powered by Naim di IDD, PIK2, Sabtu, 19 Oktober 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Talkshow bertajuk "Audio-Visual and Design Integration" yang digelar BenQ Indonesia dan Focal Powered by Naim di IDD, PIK2, Sabtu, 19 Oktober 2024. (Foto: Dok. Realestat.id)
Ilustrasi desain rumah pasif. (Sumber: Raywhite)
Ilustrasi desain rumah pasif. (Sumber: Raywhite)