Efisiensi Anggaran Pemerintah Berimbas Signifikan Bagi Industri Perhotelan di Jakarta

Dalam beberapa tahun ke depan, Jakarta masih dipandang menarik bagi sektor perhotelan, di mana beberapa brand ternama berencana membuka hotel baru.

Foto: Ilustrasi Freepik.com
Foto: Ilustrasi Freepik.com

RealEstat.id (Jakarta) – Hingga akhir tahun 2024, total pasokan kamar hotel di Jakarta mencapai 56.786 unit. Pasokan baru datang dari hotel bintang lima 25hours Hotel Jakarta The Oddbird di Kuartal IV.

Konsultan properti Leads Property memperkirakan, penambahan kamar hotel akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, mengingat Jakarta tetap menjadi pusat kegiatan bisnis dan ekonomi nasional.

Beberapa hotel yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2025 antara lain Parkroyal Hotel Jakarta, Jakarta Gelora Marriott Hotel, dan Novotel Jakarta Pulomas.

Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Services Leads Property menjelaskan, total kunjungan wisatawan mancanegara ke Jakarta di 2024 meningkat sebesar 17,2% secara tahunan (YoY).

Baca Juga: 2025, Pasar Perhotelan Jakarta Bakal Alami Penurunan Kinerja: Riset Colliers

Peningkatan ini mengindikasikan bertambahnya aktivitas bisnis serta acara-acara penting yang berlangsung di Jakarta, selain juga mencerminkan perkembangan sektor pariwisata di kota ini.

"Kunjungan terbanyak didominasi oleh wisatawan berkewarganegaraan China dengan total 80.326 kunjungan, diikuti oleh wisatawan dari Malaysia, Singapura, Arab Saudi, dan Jepang," terangnya.

Data Leads Property menyebut, menjelang akhir tahun 2024, tingkat keterisian (okupansi) hotel di Jakarta mengalami kenaikan sebesar 7,7% dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan angka rata-rata 70,6%.

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kegiatan MICE yang diselenggarakan oleh pemerintah dan sektor swasta menjelang akhir tahun.

Baca Juga: Pasar Perhotelan Jakarta Masih Menjanjikan, Bintang 5 Kian Menjamur di Kawasan Suburban

"Kendati pemerintah melakukan pemangkasan anggaran untuk rapat dan perjalanan dinas pada tahun 2024, dampaknya terhadap tingkat keterisian hotel di Jakarta masih tergolong tidak signifikan," kata Martin.

Di sisi lain, rata-rata harga per malam hotel di Jakarta mengalami penurunan sebesar 4% secara kuartalan (QoQ), yang dinilai sebagai salah satu strategi operator hotel untuk tetap kompetitif di pasar.

Pada kuartal ini, rata-rata harga per malam hotel (Average Daily Rate/ADR) di Jakarta tercatat sebesar Rp1,51 juta per kamar per malam, angka yang masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata tahun sebelumnya.

Untuk hotel berbintang 5, rata-rata harga per malam stabil di angka Rp2,43 juta per kamar per malam, sementara untuk hotel Bintang 4 dan Bintang 3 masing-masing berada di kisaran Rp641.000 dan Rp542.000 per malam.

Baca Juga: Ibu Kota Pindah ke IKN, Ini yang Akan Terjadi Pada Bisnis Hotel di Jakarta

Leads Property menilai, dalam beberapa tahun ke depan, Jakarta masih dipandang menarik bagi sektor perhotelan, dengan beberapa brand hotel ternama yang telah merencanakan pembukaan properti baru.

Pada awal tahun 2025, tingkat keterisian hotel di Jakarta diperkirakan mengalami sedikit perlambatan akibat periode puasa yang cenderung mengurangi jumlah aktivitas di kota ini.

Sementara itu, Martin Samuel Hutapea mengatakan, tingkat ADR hotel-hotel di Jakarta diprediksi stabil di kisaran Rp1,5 juta - Rp1,6 juta per malam.

"Kebijakan pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran pada tahun 2025 diperkirakan akan berdampak pada industri perhotelan, mengingat potensi penurunan jumlah rapat dan perjalanan dinas yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga pemerintahan sepanjang tahun," pungkasnya.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Pakuwon Mall Surabaya. (Sumber: Pakuwon Jati)
Pakuwon Mall Surabaya. (Sumber: Pakuwon Jati)
Industri otomotif. (Foto: Pixabay)
Industri otomotif. (Foto: Pixabay)
Desain rumah di proyek Ecoverse (Foto: NPG Indonesia)
Desain rumah di proyek Ecoverse (Foto: NPG Indonesia)