Ciptakan Green Economy, BTN Dukung Pembiayaan 150.000 Rumah Rendah Emisi

Tahun ini, Bank BTN membiayai 1.000 unit Rumah Rendah Emisi yang menggunakan minimal 10% material ramah lingkungan.

Peresmian Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis, 29 Agustus 2024 (Foto: Realestat.id)
Peresmian Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis, 29 Agustus 2024 (Foto: Realestat.id)

RealEstat.id (Bekasi) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN) menyatakan komitmen untuk mendukung pembiayaan Rumah Rendah Emisi, yang ditargetkan mencapai 150.000 unit di 2029.

Komitmen ini dilakukan untuk mendukung Pemerintah dalam melakukan akselerasi jumlah pasokan rumah layak huni, sehat, dan ramah lingkungan.

Hashim Sujono Djojohadikusumo, Ketua Satgas Perumahan Presiden terpilih Prabowo Subianto mengatakan, pihaknya mendukung penuh inisiatif BTN dalam mendorong pembangunan Rumah Rendah Emisi.

Menurutnya, gerakan tersebut sejalan dengan upaya pemerintahan baru untuk membangun satu juta unit rumah di perkotaan dan dua juta unit rumah di pedesaan di seluruh Indonesia setiap tahunnya.

Baca Juga: Bank BTN dan AFD Prancis Tawarkan Pembiayaan Rumah Rendah Emisi

Dia menegaskan, membangun Rumah Rendah Emisi akan meningkatkan pasokan rumah layak huni dan berkualitas, sekaligus menyediakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

"Inisiatif ini juga akan mendorong green economy menjadi lebih terjangkau, karena permintaan akan komponen-komponen ramah lingkungan akan meningkat,” jelas Hashim pada acara peluncuran Pilot Project Rumah Rendah Emisi di Perumahan Mutiara Gading City, Bekasi, Kamis (29/8/2024).

Pada kesempatan tersebut, Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu mengatakan, bangunan rumah dan aktivitas di dalamnya menjadi salah satu penghasil emisi karbon terbesar termasuk dari penggunaan energi, konstruksi, hingga perawatan dan pemeliharaan.

"Untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi mendatang, BTN berinisiatif memacu ketersediaan Rumah Rendah Emisi," lanjut Nixon.

Menurutnya, langkah tersebut juga merupakan wujud komitmen BTN menjawab tantangan perubahan iklim serta mendorong ekosistem perumahan nasional yang berkelanjutan.

Baca Juga: Kurang Emisi Karbon, Pemilik Gedung di Jakarta Perlu Lakukan Beberapa Hal Ini

Nixon menambahkan, tahun ini ada 1.000 Rumah Rendah Emisi yang menggunakan minimal 10% material ramah lingkungan.

"Secara bertahap, akan ada 150.000 rumah dengan 30% porsi penggunaan material eco-friendly pada 2029,” katanya, menjelaskan.

Pada pilot project tersebut, BTN menggunakan material ramah lingkungan berupa floor decking yang mengandung 3,6 kilogram (kg) sampah plastik.

Proyek ini juga akan memakai paving block yang mengandung 2 kg sampah plastik per 1 meter persegi.

Nixon merinci dengan target bertahap hingga 2029 tersebut, akan berkontribusi pada pengurangan lebih dari 1,7 juta kilogram sampah plastik.

Baca Juga: Gedung Ramah Lingkungan Jadi Incaran Perusahaan di Asia Pasifik

Di samping itu, emisi karbon juga akan ditekan sebesar 2,42 ton CO2. Dampak tersebut, imbuhnya, setara dengan penanaman 110.000 pohon dan 323 hektar penyerapan emisi.

Selain menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan, BTN juga menggerakkan para pengembang kategori Rumah Rendah Emisi untuk memastikan beberapa standar.

Di antaranya efisien dalam pemakaian energi, air, pengelolaan sampah, hingga pengurangan polusi.

Untuk efisiensi energi, rumah ramah lingkungan tersebut diwajibkan memiliki banyak ventilasi, plafon tinggi, hingga rasio jendela terhadap tembok mencapai 15%-30%. Standar tersebut ditetapkan agar terdapat sirkulasi udara yang baik.

Efisiensi air dilakukan melalui penggunaan keran debit kecil, pengolahan sanitasi yang baik, memiliki sumur resapan, hingga penggunaan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Untuk pengolahan sampah, rumah beremisi rendah diwajibkan memiliki bak sampah pilah.

Baca Juga: Beam Mobility Indonesia Sukses Kurangi Emisi 238 Ton CO2 Selama 2023

Sementara, untuk menekan polusi, pengembang diminta menanam 1 tanaman penyerap emisi karbon per rumah.

Selain itu, pengurangan polusi juga dilakukan dengan menggunakan minimal 10% material ramah lingkungan pada dinding dan lantai, hingga memiliki ruang terbuka hijau sebanyak 10% dari total luas kawasan perumahan.

“Kami percaya, hunian layak, sehat dan ramah lingkungan akan meningkatkan kualitas hidup manusia yang tinggal di dalamnya,” ujar Nixon.

Sejak 1976, BTN telah menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebanyak 5,2 juta unit baik melalui pembiayaan subsidi, non-subsidi, maupun pembiayaan perumahan syariah.

Dalam rangka mendukung penuh Program Sejuta Rumah sejak tahun 2015, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 1,9 juta unit atau setara Rp403,5 triliun.

Baca Juga: Bukukan Kredit Rp352 Triliun, BTN Cetak Laba Rp1,5 Triliun di Semester I 2024

Kepala Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, Gita Sabharwal mengapreasi komitmen BTN dalam implementasi prinsip keberlanjutan melalui Rumah Rendah Emisi.

Langkah inovatif BTN, kata Gita, tidak hanya meningkatkan keterjangkauan rumah ramah lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan standar hidup masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah, sekaligus mengurangi emisi.

Gita juga menilai komitmen nyata yang dilakukan BTN tersebut, merupakan inspirasi dan panutan bagi sektor perbankan di Indonesia dalam mengakselerasi penerapan prinsip Sustainable Development Goals.

"Kami terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan BTN ke jenjang berikutnya untuk masa depan yang lebih baik, karena hidup ga cuma tentang hari ini," tutup Gita Sabharwal.

Redaksi@realestat.id

Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ilustrasi Pajak Bangun Rumah Sendiri sebesar 2,4%. (Sumber: Shutterstock/Freedom Studio)
Ilustrasi Pajak Bangun Rumah Sendiri sebesar 2,4%. (Sumber: Shutterstock/Freedom Studio)
Rumah subsidi (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Rumah subsidi (Foto: Dok. Kementerian PUPR)