Bank BTN Biayai Perumahan Rakyat dengan Konten Lokal Tinggi

Pembangunan perumahan yang dibiayai Bank BTN memiliki konten lokal tinggi, sehingga turut menumbuhkan sektor industri terkait.

Rumah subsidi (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Rumah subsidi (Foto: Dok. Kementerian PUPR)

RealEstat.id (Jakarta) - Keberpihakan pemerintah terhadap Program Sejuta Rumah yang dicanangkan dalam Nawa Cita sudah terlihat. Demikian penuturan Direktur Consumer and Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, (Bank BTN) Hirwandi Gafar.

Hal ini terbukti dari dukungan pemerintah berupa subsidi bagi 200 ribu unit rumah melalui skema FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan), kemudian ada BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan).

“Kami melihat pemerintah hadir dalam rumah subsidi. Tahun 2021, pemerintah menggelontorkan anggaran untuk 157 ribu unit dan tahun ini untuk 200 ribu unit rumah subsidi dan bantuan subsidi lainnya,” kata Hirwandi Gafar, dalam Diskusi Rekonstruksi Nawa Cita Perumahan Rakyat Berpenghasilan Rendah yang diselenggarakan Forum Indonesia Adil, Senin (28/3/2022).

Menyikapi hal tersebut, kata Hirwandi, Bank BTN sebagai bank penyalur pembiayaan rumah subsidi, sudah siap menjadi perbankan perumahan. Pasalnya, Bank BTN telah menyediakan kredit konstruksi untuk membangun rumah MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dan pembelian lahan.

Baca Juga: Permudah MBR Sektor Informal Miliki Rumah, Kementerian PUPR Gandeng Bank BTN

“Bank BTN memiliki peranan dalam sektor perumahan subsidi, selain menyalurkan subsidi FLPP, Bank BTN juga menyediakan kredit konstruksi untuk rumah sederhana, kredit untuk pembebasan lahan,” ujarnya.

Menurut Hirwandi, Bank BTN juga tidak hanya mengurusi rumah MBR, tetapi memiliki produk pembiayaan rumah bagi milenial maupun non milenial.

“BTN memberikan kemudahan bagi masyarakat yang memiliki penghasilan tidak tetap (informal) bekerja sama dengan Kementerian PUPR dengan skema BP2BT. Termasuk juga dengan BP Tapera untuk pekerja mandiri yang ingin miliki rumah, sehingga terlihat track record dalam menabung, seberapa penghasilan, sehingga memiliki data yang jelas,” katanya.

Untuk mendukung Program Sejuta Rumah tersebut, Bank BTN juga sudah bekerjasama dengan developer, pusat pembiayaan lain seperti dengan BP Tapera dan SMF. Bahkan Bank BTN sedang berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam wujudkan program Nawa Cita Presiden.

Baca Juga: Miliki Track Record Panjang, Bank BTN Jadi Andalan Urusan Perumahan Rakyat

Hirwandi menambahkan, pembangunan perumahan ini memiliki konten lokal atau Tingkat Komponen Dalam Negeri (TLDN) yang cukup tinggi. Ketika pembangunan rumah ini, maka serapan sangat tinggi, sektor industri terkait rumah ini akan bergerak naik dan akan tumbuh.

“Kami juga mensuport pembiayaan, baik untuk developer maupun UMKM bidang perumahan,” kata dia.

Menurutnya, bila kawasan rumah sudah hidup, maka akan ada ekonomi, pasar, toko-toko. Karena pembangunan rumah menyerap tenaga kerja padat karya.

“Bila satu rumah dikerjakan oleh lima orang dan bila 200 ribu unit dibangun rumah, maka ada satu juta tenaga kerja dan ini menggerakkan ekonomi,” kata Hirwandi.

Hirwandi juga mendukung adanya insentif dari pemerintah untuk pengembang yang telah membangun rumah subsidi, sehingga pengembang lebih bersemangat lagi membangun rumah subsidi.

Baca Juga: Bank BTN Tawarkan Produk KPR Menarik Bagi Generasi Milenial

Sementara itu Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat RealEstat Indonesia (DPP REI), Hari Ganie mengatakan, sebagai asosiasi pengembang mendukung program pemerintah dalam menyediakan rumah bagi rakyat. Alasannya,sebanyak 80% anggota REI adalah pengembang rumah subsidi dan hanya 20% yang menjadi pengembang rumah komersial.

Namun, kata dia, keberpihakan pemerintah terhadap sektor rumah rakyat ini masih jauh dari harapan. Berbagai kendala masih terus terjadi, terutama di daerah. Meski sudah ada regulasi yang cukup baik, tetapi pelaksanaan masih jauh dari harapan.

“Keberpihakan kepada rumah rakyat masih belum maksimal. Masalah perizinan tetap jadi kendala. Harga tanah yang terus naik dan masalah tata ruang juga bisa menjadi masalah,” kata Hari Ganie.

Karena itu, ia berharap pemerintah lebih besar lagi fokus pada sektor perumahan ini. Pasalnya sektor properti bisa memberi dampak positif bagi ekonomi. Pemerintah juga bisa mengendalikan harga tanah. Agar masyarakat kecil bisa memiliki rumah layak yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi rumah layak huni untuk kalangan masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR. (Sumber: BP Tapera)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Kawasan kumuh (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)
Ilustrasi perumahan menengah bawah. (Sumber: BP Tapera)