RealEstat.id (Jakarta) - “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda”. Demikian perkataan Tan Malaka, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia. Hal ini pula yang diterapkan Aldo Daniel dalam mengembangkan proyek Synthesis Huis.
Laiknya para eksekutif muda yang idealis, Aldo Daniel berupaya mengembangkan Synthesis Huis dengan hati dan all out. Menurut Managing Director Synthesis Huis ini, kepuasan konsumen merupakan kebahagiaan bagi dirinya.
Aldo Daniel menuturkan, Synthesis Huis adalah proyek perdananya. Karenanya, dia ingin proyek ini sukses di semua lini, baik di sisi pengembangan maupun penjualan.
Baca Juga: Bidik Pasar Milenial, Synthesis Huis Tawarkan Kemudahan dan Solusi Finansial
"Di Synthesis Huis, kami ingin mengembangkan perumahan yang terbaik untuk semua konsumen yang sudah percaya pada kami. Jadi buat saya, bukan hanya kesenangan dalam bekerja, tetapi juga harus consumer centric dengan mementingkan kepuasan orang yang akan tinggal di sini," kata Aldo Daniel secara eksklusif kepada RealEstat.id.
Pemegang gelar MBA dari Loyola Marymount University ini mengaku memutuskan kembali ke Tanah Air setelah lulus di 2019 silam. Dia memilih untuk mengikuti ideliasmenya untuk pulang ke Indonesia untuk membawa sesuatu yang positif dan memberi value buat orang lain.
Aldo mengaku, pola pikir dan pola kerja di Amerika berbeda dengan di Indonesia. Di Amerika, cenderung straight to the point, tidak basa-basi, sehingga lebih efisien. Sementara di Indonesia, cara berbicara juga mesti memperhatikan adat ketimuran, agar tidak menyinggung. Jadi, semua mesti balance.
"Ketika bergabung (dengan Synthesis Huis-red) sudah ada timnya. Terlebih tim di sini sudah senior dan memiliki pengalaman segudang. Di satu sisi, saya bisa belajar, tetapi di sisi lain saya harus jaga relationship," kata pria 28 tahun ini.
Baca Juga: Synthesis Huis: Ancaman Inflasi Kian Dekat, Investasi Properti yang Paling Tepat
Lantas, bagaimana Aldo mem-push diri sendiri untuk belajar properti dalam waktu singkat? Menurutnya, tidak ada hal yang spesial. Dirinya hanya harus masuk ke bisnis ini dan dia tidak segan meminta saran bila ada kesulitan.
"Mungkin karena langsung terjun, jadi harus banyak belajar dengan cepat. Saya beruntung punya tim yang sudah berpengalaman, jadi bisa tanya apa pun, mereka bisa menjawab, sehingga punya banyak insight. Yang penting kami tetap harus melakukan inovasi," terangnya.
Setelah dirinya incharge di proyek Synthesis Huis, Aldo Daniel mengatakan, para karyawan di sini harus memiliki kepercayaan diri dan rasa memiliki (ownership) terhadap proyek ini.
"Kami harus punya rasa kebanggaan terhadap proyek sendiri. Kita boleh saja senang dengan proyek-proyek milik kompetitor, tetapi juga harus membanggakan dan bisa memperkenalkan proyek sendiri kepada orang lain," tutur sulung dari dua bersaudara ini.
Aldo Daniel mengaku, ada konsep dan hal baru yang diterapkan setelah dirinya bergabung ke Synthesis Huis. Salah satunya dalam hal pemasaran (marketing). Menurutnya, marketing itu jurusnya banyak, tapi yang paling sukses bagi Syntheisis Huis adalah digital marketing. Bahkan, dari digital marketing bisa menghasilkan penjualan 70% - 90%.
"Hal ini disebabkan market sekarang sudah beralih ke digital. Sebenarnya, cara tradisional dan konvensional pernah dicoba, tetapi saat ini online menjadi yang utama, bukan pendamping seperti dulu. Meski demikian, kita tidak boleh meninggalkan cara pemasaran konvensioal, tetapi fokusnya sekarang di digital," terangnya.
Lantaran fokus ke digital marketing, Aldo mengaku, para calon pembeli—setidaknya secara audience—didominasi generasi milenial. Akan tetapi di banyak case, para milenial ini ada juga yang dibelikan oleh orang tuanya, namun lewat refensi anak-anaknya.
Baca Juga: Synthesis Huis Dukung Tumbuh Kembang Anak Lewat Hunian Sehat di Lingkungan Asri
"Selain itu, saat ini banyak juga calon konsumen yang berusia 40 tahun ke atas masih membuka Instagram. Jadi, semuanya kami jadikan target. Digital marketing itu very very complicated, sehingga kita harus tahu bagaimana menargetkan ceruk pasar yang benar, tetapi tidak terlalu kecil juga," imbuhnya.
Untuk melancarkan digital marketing, Aldo juga memiliki tips dan trik tersendiri. Dia menuturkan, setiap orang mempunyai selera dan dunia digital ini membikin orang addiction alias ketagihan, karena bisa membuat mereka senang. Dan konten sangat berpengaruh sebagai daya tarik.
"Nah, lewat platform digital, kami membuat konten dengan desain dan kata-kata yang harus membuat mereka happy. Kita tidak bisa melakukan direct selling di sini, tetapi harus membuat mereka happy, bikin penasaran, dan menonton sampai habis," katanya.
Kopi dan Memasak
Terkait hobi, Aldo ternyata sangat menyukai kopi. Menurutnya, kopi yang paling enak adalah kopi asal indonesia. Dia mengaku tidak punya satu jenis kopi favorit dan suka berganti-ganti jenis kopi, seperti kopi Jawa, Bali, dan Sumatera.
"Kopi Indonesia enggak ada tandingannya dan punya ciri khas yang enggak bisa ditiru kopi dari negara-negara lain," tukas pria yang baru melepas masa lajangnya di Juli 2022 ini.
Aldo bercerita, kegemarannya pada kopi bermula saat dia kuliah di Amerika Serikat. Waktu itu, Aldo membantu pamannya memasarkan kopi asal Indonesia.
Baca Juga: Maksimalkan Potensi Jakarta Timur, Synthesis Huis Hadir Sebagai Proyek Hunian Ikonik
"Om saya ini kebetulan memiliki pabrik yang memproses kopi, tapi tidak punya kebun. Dia bekerja sama dengan petani kopi di Indonesia, tepatnya di Kerinci, mengedukasi mereka, hingga memberi bibit kopi. Di situ saya diperkenalkan bagaimana cara memproses kopi dan membantu memasarkannya," ungkapnya.
Buat Aldo, mengolah kopi itu menenangkan, rileks, dan tentunya lebih hemat. Hingga kini, dia mengaku, setiap hari selalu membawa kopi hasil seduhannya ke kantor.
Selain kopi, Aldo juga memiliki hobi lain, yakni memasak. Hobi ini juga dimulai sejak dia kuliah S1 di Amerika Serikat. Alasannya, lokasi kuliahnya di Calvin University, Michigan, merupakan kota kecil dengan penduduk hanya 200 ribu jiwa—dan hanya ada satu restoran Asia di sana.
"Jadi, di awal kuliah saya membawa bumbu masak dari Indonesia, kemudian belajar masak sendiri secara otodidak. Akhirnya, saya lebih senang meng-eksplore dan mencari resep masak ini itu. Buat saya memasak itu relaxing," akunya.
Baca Juga: Kebut Pemasaran Tahap I, Synthesis Huis Gandeng Tiga Agen Properti Besar
Menyoal menu favorit, Aldo mengaku tidak ada menu spesifik yang digemarinya, namun dia sering memasak ayam, baik disup atau digoreng. Dia juga sering mengolah menu masakan nasi goreng.
Filosofi seorang chef ternyata juga dipakai Aldo Daniel dalam mengembangkan Synthesis Huis. Dia mengatakan, bekerja harus sepenuh hati, seperti memasak. Adalah kebahagiaan tersendiri bila orang suka dengan masakan yang kita buat.
"Sama halnya dengan proyek properti ini. Saya berharap kami semua di Synthesis Huis bekerja sepenuh hati dengan harapan konsumen puas dengan karya kami dan kami bisa memberikan value buat orang lain," tutup Aldo Daniel.