5 Tips Membeli Rumah di Pameran Properti Bagi Generasi Milenial

Pameran properti menjadi kesempatan yang baik untuk membeli rumah, karena di momen tersebut, baik pengembang maupun bank banyak memberikan promo menarik.

Pameran Properti (Foto: RealEstat.id)
Pameran Properti (Foto: RealEstat.id)

RealEstat.id (Jakarta) – Membeli rumah di pameran properti menjadi pilihan banyak calon konsumen. Bahkan di masa pandemi, banyak konsumen mengakses pameran properti virtual yang diselenggarakan pihak perbankan maupun portal properti.

Meski pandemi secara signifikan mendisrupsi kegiatan pameran properti, namun ternyata konsumen lebih menyukai membeli rumah melalui pameran properti offline. Hal ini bisa terlihat dari target penjualan di pameran properti online yang kurang signifikan dibanding pameran offline—bahkan beberapa penyelenggara enggan menyebut target penjualan pameran online.

Baca Juga: 3 Cara Pembayaran Rumah dan Tips Memilihnya

Bagi para konsumen—terutama generasi milenial—yang hendak membeli rumah di pameran properti, ada sejumlah tips yang bisa dilakukan.

1. Lokasi
Konsumen harus yakin dengan lokasi yang diinginkan. Sebaiknya lokasi rumah harus dekat dan mudah dicapai dari kantor atau lokasi kegiatan sehari-hari. Untuk itu, infrastruktur dan fasilitas transportasi publik untuk mencapainya harus dapat diandalkan.

2. Pengembang
Pilih developer atau pengembang yang memiliki nama baik atau kredibel. Jangan sampai terjebak membeli properti dari developer fiktif atau developer yang memiliki proyek fiktif dengan perizinan yang bermasalah.

Biasanya, penyelenggara pameran properti yang terpercaya terlebih dahulu sudah melakukan screening para pengembang yang menjadi perserta.

Baca Juga: 4 Tips Membeli Rumah Tanpa Masalah Bagi Pembeli Pemula

Untuk menyaring peserta, biasanya dilakukannya dengan memeriksa keanggotaan di asosiasi pengembang atau di Sireng (sistem registrasi pengembang) yang dimiliki Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR).

Penyelenggara juga dapat mengecek pengembang melalui perbankan. Pengembang yang terpercaya, biasanya sudah pernah melakukan PKS (perjanjian kerjasama) dengan pihak bank—yang selalu melakukan kelayakan terhadap pengembang sebelum melakukan kerja sama.

3. Kemampuan Finansial
Konsumen harus mengetahui kemampuan daya belinya sendiri. Unit rumah dengan harga berapa yang mampu dibeli dan berapa besaran cicilan yang disanggupi per bulannya.

Secara mudah, bank menilai kemampuan mencicil konsumen dengan perhitungan sepertiga dari penghasilan. Jadi, bila penghasilan Rp10 juta, maka kemampuan mencicil per bulannya sebesar Rp3 juta.

Baca Juga: Tips Membeli Rumah: 8 Syarat Penting Tempat Tinggal Idaman

4. Cari Promo Menarik
Pameran properti merupakan momen pengembang maupun bank pengucur KPR (kredit pemilikan rumah) menawarkan promo dan gimmick menarik. Konsumen harus pandai mencari dan memilih promo yang paling sesuai dengan kebutuhan atau kemampuan. Misalnya: uang muka (DP) 0%, DP bertahap, pembayaran tunai bertahap (installment), hadiah langsung, tambahan fasilitas di rumah yang dibeli, atau cicilan KPR dengan suku bunga rendah dari bank.

5. Gunakan Waktu Sebaik-baiknya
Pameran perumahan umumnya diselenggarakan sekitar satu atau dua pekan. Dengan demikian, konsumen memiliki cukup waktu mempertimbangkan dan memutuskan membeli rumah incarannya di pameran properti tersebut.

Biasanya konsumen perlu berdiskusi dengan keluarga atau bahkan meninjau lokasi. Jadi tidak mengherankan bila transaksi tidak hanya terjadi saat pameran, tetapi juga pasca-pameran usai—bahkan hingga tiga bulan setelahnya.

Redaksi@realestat.id

Berita Terkait

Ilustrasi cara Mengusir tikus dengan kopi. (Sumber:  Freepik)
Ilustrasi cara Mengusir tikus dengan kopi. (Sumber: Freepik)
Ilustrasi mengubah HGB ke SHM. (Sumber: Shutterstock)
Ilustrasi mengubah HGB ke SHM. (Sumber: Shutterstock)
Ruang kerja di perkantoran (Foto: Pixabay)
Ruang kerja di perkantoran (Foto: Pixabay)