RealEstat.id (Jakarta) – Sebagai pusat ekonomi dan bisnis utama di Tanah Air, pasar hospitality di Jakarta didominasi oleh hotel-hotel bisnis.
Hotel-hotel ini memiliki beragam fasilitas, mulai ruang kerja, ruang meeting, aula konvensi, lounge, internet dengan kecepatan tinggi, hingga sarana lain yang dapat mendukung kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE).
"Fasilitas-fasilitas ini secara umum dapat ditemukan pada hotel berbintang 4 dan bintang 5. Inilah yang terus menarik minat investor," jelas Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia.
Baca Juga: Laporan SiteMinder: Tarif Harian Rata-rata Hotel di Indonesia Naik 8% pada Tahun 2024
Konsultan properti Colliers Indonesia mencatat, kinerja pasar perhotelan di Jakarta pada awal kuartal keempat 2024 masih cukup kuat.
Kendati pemerintah mengumumkan adanya pengurangan anggaran sekitar 50% untuk ASN di bulan November—yang pada awalnya menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengelola hotel—namun dampaknya terhadap hotel-hotel di Jakarta tidak terlalu signifikan.
"Ketahanan ini dapat dikaitkan dengan aktivitas bisnis korporat yang berkelanjutan dan beberapa acara offline yang terus menarik tamu," terang Ferry Salanto.
Baca Juga: Naik 26%, Pemesanan Hotel Indonesia Dari Mancanegara Tertinggi di Desember 2024
Lebih lanjut, dia mengatakan, sejak kuartal ketiga hingga pertengahan Desember 2024, aktivitas pemerintah dan korporat biasanya mencapai puncaknya sebelum liburan Natal dan Tahun Baru.
"Selama bulan Oktober dan November 2024, pasar perhotelan Jakarta mengalami tingkat hunian tinggi karena banyaknya acara MICE," tuturnya.
Pada paruh kedua bulan Desember, aktivitas bisnis dari sektor pemerintah maupun korporat terlihat mengalami penurunan, dikarenakan banyak yang memilih untuk berlibur di luar Jakarta.
"Tren ini menyebabkan adanya penurunan tingkat hunian hotel yang cukup signifikan," terang Ferry Salanto.
Baca Juga: Pasar Perhotelan Jakarta Masih Menjanjikan, Bintang 5 Kian Menjamur di Kawasan Suburban
Menghadapi tahun 2025, pengelola hotel di Jakarta diharapkan lebih bersiap untuk menghadapi kemungkinan penurunan performa kinerja.
Ini menjadi sebuah pola umum yang menunjukkan bahwa kinerja pasar perhotelan cenderung menurun pada kuartal pertama dikarenakan aktivitas bisnis yang melambat.
Riset Colliers memperlihatkan, performa kinerja pada tahun 2025 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya karena Ramadan yang akan jatuh pada bulan Maret.
"Meskipun demikian, beberapa kegiatan konser yang dijadwalkan di Jakarta sebelum bulan puasa diharapkan dapat memberikan dorongan kinerja, walaupun hanya untuk di area tertentu," pungkas Ferry.
Simak Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News